"Siswa yang malas mengerjakan pr dikelas!"
Saya: Bagaimana,teman-teman untuk menghindari teman yang malas mengerjakan pr dikelas,karena dalam satu anggota kelas 1 bersalah semua kena imbasnya!
Made:Gimana,nih Puri, diva,nanda,yunda?
Puri:Karena bagaimana pun dia yang malas mengerjakan pr kita yang sudah pasti terkena maharnya oleh bapak dan ibuku guru!
Diva: Bagaimana kalau kita marahi mereka yang malas mengerjakan pr?!sebel....
Yunda:Jangan sebaiknya kita nasihati perlahan-lahan.
Nanda: Percuma saja sampai kapan pun sekali malas ya tetap malas!
Saya: Bagaimana, kalau mereka kita ajak belajar bersama mengerjakan bersama agar mau mengerjakan pr nya sekalian kita mengajari mereka yang pemalas agar bisa berubah dan berusaha??
Made:Jangan, gimana kalau kita ajak makan bersama hahahaha
Yunda:Gimana,kalau berenang wkwkwk
Diva:jangan gimana kalau mainan masak-masakan hahaha....
Puri:sudah,ini bukan waktu untuk bercanda!
Made:Gimana,dong kita lagi mikir nih wkwkwk...
Diva:iyaa aku juga hahaha
Saya:kok kalian ribut bercandaan sih teman-teman kasihan tuh si Puri lagi datang bulan wkwkwk
Yunda dan Nanda: sudah-sudah mari kita pikirkan berguraunya nantik lagi hehehe
Puri dan saya:aku dan nimas punya solusi terbaik kita setiap pulang sekolah bisa mengerjakan PR bersama-sama disekolah gimana menurut kalian??
Made,Nanda,Yunda, Diva:setuju horee...
Radityadika
Selasa, 27 November 2018
Rabu, 12 September 2018
Komik lucunya Radithya
Raditya Dika Komik Dari Twit-nya Raditya Dika by Milfa Saadah, setelah sukses mengeluarkan Komik Kambing Jantan pada 2008 dan 2011, maka pada 2016 ini Raditya Dika kembali menerbitkan komik yang merupakan kolaborasi terbarunya bersama seorang komikus muda, Milfa Saadah. Komik ini adalah kolaborasi dirinya sebagai pencerita dengan komikus untuk ketiga kalinya.
Cerita-cerita di dalam Komik dari Twit-nya Raditya Dika ini diangkat dari twit-twit Raditya Dika yang penuh lelucon dan kerap menuai komentar dari para followernya, mulai dari kiat untuk tetap tegar menghadapi mantan, hati yang selalu mengharapkan cinta, hingga tip gokil menghadapi ujian.
Tentang Penulis Raditya Dika. Seorang pencerita dalam berbagai macam medium seperti buku, film, dan digital. Berawal sebagai blogger, karyanya telah terbit lebih dari 10 buku hingga saat ini. Dimulai dari Kambing Jantan, Cinta Brontosaurus, Radikus Makan kakus, Babi Ngesot, Marmut Merah Jambu, Manusia Setengah Salmon, Koala Kumal hingga buku kolaborasi dengan komikus, Komik Kambing Jantan 1, Komik Kambing Jantan 2, dan yang terbaru Komik dari Twit-nya Raditya Dika. Beberapa bukunya telah diangkat ke layar lebar dan ia pun pernah terlibat sebagai sutradara. Baik karya buku dan filmnya selalu ditunggu oleh penggemarnya dan termasuk bestselling.
Milfa Saadah. Lahir di Pasuruan, April 1992. Sering dipanggil Milfa, Chu, Chumil. Menggeluti hobi menggambar sejak kecil. Saat di bangku sekolah sering menjadi perwakilan lomba menggambar hingga tingkat provinsi. Memilih jurusan Multimedia di SMKN 1 Bangil, setelah itu ia melanjutkan kuliah Seni Desain di Universitas Negeri Malang, lulus pada 2014. Selain kesibukannya saat ini sebagai komikus, saat ini Milfa bekerja di salah satu perusahaan IT sebagai animator. Komik dari Twit-nya Raditya Dika adalah karya kolaboratif perdananya.
Jika kamu malu mempunyai kulit yang hitam, bilanglah ke semua orang. "Gue aslinya putih kok, ini hanya tahi lalat yang rata di seluruh tubuh."
Banyak banget cerita-cerita seru dan lucu dari bang Radit yang di-share! Don't miss it! Let's get it!
Udah gitu ada twit aslinya juga dari bang Raditya Dika sebelum jadi komik dan behind the comic (karena ini komik, kalau film kan behind the scene kan! sotoy nih!)
Banyak banget cerita-cerita seru dan lucu dari bang Radit yang di-share! Don't miss it! Let's get it!
Udah gitu ada twit aslinya juga dari bang Raditya Dika sebelum jadi komik dan behind the comic (karena ini komik, kalau film kan behind the scene kan! sotoy nih!)
Koala kumal
NOVEL KOALA KUMAL RADITYA DIKA DALAM BENTUK EBOOK
Novel ini banyak yang mereview bahwa ini cerita fiktif.Novel karangan Raditya Dika ini yang diberi Judul Koala kumal,seperti novel-novel sebelumnya yang selalu menggunakan nama hewan. Novel ini menceritakan: Selain main perang-perangan, gue, Dodo, dan Bahri juga suka berjemur di atas mobil tua warna merah yang sering diparkir di pinggir sungai samping kompleks. Formasinya selalu sama: Bahri dan gue tiduran di atap mobil, sedangkan Dodo, seperti biasa, agak terbuang, di atas bagasi.
Kadang kami tiduran selama setengah jam. Kadang, kalau cuaca lagi sangat terik, bisa sampai dua jam. Kalau cuacanya lagi sejuk dan tidak terlalu terik, kami biasanya sama-sama menatap ke arah matahari, memandangi langit sambil tiduran. Kalau sudah begini, Bahri menaruh kedua tangannya di belakang kepala, sambil tiduran dia berkata, ‘Rasanya kayak di Miami, ya?’ ‘Iya,’ jawab gue. ‘Iya,’ jawab Dodo. Kami bertiga gak ada yang pernah ke Miami. Koala Kumal adalah buku komedi yang menceritakan pengalaman Raditya Dika dari mulai jurit malam SMP yang berakhir dengan kekacauan sampai bertemu perempuan yang mahir bermain tombak.
Seluruh cerita di dalamnya berasal dari kisah nyata kata Raditya Dika,namun berbeda dengan review dari pembaca novel.
Seluruh cerita di dalamnya berasal dari kisah nyata kata Raditya Dika,namun berbeda dengan review dari pembaca novel.
Ubur ubur lembur
"ubur ubur lembur🐙"
Ubur-Ubur Lembur adalah novel terbaru Raditya Dika yang baru saja rilis tanggal 1 Februari 2018 kemarin. Novel ini tentu saja menjadi salah satu yang sangat dinantikan oleh para penggemar novel Raditya Dika setelah novel Kuala Kumalyang terbit tahun 2015 lalu. Seperti tujuh novel sebelumnya, Raditya Dika masih mengangkat nama hewan sebagai ilustrasi atas kehidupan yang pernah ia jalani di masa lalu. Nyatanya, hal tersebut merupakan daya tarik tersendiri bagi para pembaca. Novel Ubur-Ubur lembur ini merupakan kompilasi pengalaman pribadi Raditya Dika yang di hadirkan menjadi bab-bab di dalam novel. Secara garis besar, novel ini mengisahkan tentang perjalanan karir Raditya Dika dari masa ia masih menjadi pekerja kantoran biasa hingga ia menjadi public figure dengan segudang kesibukan seperti saat ini. Kemudian diantara kesibukan-kesibukan itu muncullah kisah-kisah 'berkesan' yang terselip didalamnya. Novel ini dihadirkan sangat lekat dengan kekhasan seorang Raditya Dika yang humoris dan sangat apa adanya, sehingga tak heran genre novel ini adalah komedi yang disampaikan dengan bahasa yang juga sangat ringan untuk dikonsumsi para pembaca.
Ubur-Ubur Lembur adalah novel terbaru Raditya Dika yang baru saja rilis tanggal 1 Februari 2018 kemarin. Novel ini tentu saja menjadi salah satu yang sangat dinantikan oleh para penggemar novel Raditya Dika setelah novel Kuala Kumalyang terbit tahun 2015 lalu. Seperti tujuh novel sebelumnya, Raditya Dika masih mengangkat nama hewan sebagai ilustrasi atas kehidupan yang pernah ia jalani di masa lalu. Nyatanya, hal tersebut merupakan daya tarik tersendiri bagi para pembaca. Novel Ubur-Ubur lembur ini merupakan kompilasi pengalaman pribadi Raditya Dika yang di hadirkan menjadi bab-bab di dalam novel. Secara garis besar, novel ini mengisahkan tentang perjalanan karir Raditya Dika dari masa ia masih menjadi pekerja kantoran biasa hingga ia menjadi public figure dengan segudang kesibukan seperti saat ini. Kemudian diantara kesibukan-kesibukan itu muncullah kisah-kisah 'berkesan' yang terselip didalamnya. Novel ini dihadirkan sangat lekat dengan kekhasan seorang Raditya Dika yang humoris dan sangat apa adanya, sehingga tak heran genre novel ini adalah komedi yang disampaikan dengan bahasa yang juga sangat ringan untuk dikonsumsi para pembaca.
Seperti yang saya jelaskan di paragraf sebelumnya, buku Ubur-Ubur Lembur di angkat dari kisah nyata Raditya Dika. Tentu saja, dalam novel ini Radit mengisahkan kembali kejadian-kejadian yang 'berkesan' saat itu. Alur cerita yang hadir adalah alur cerita mundur. Contohnya adalah kutipan dari bab Raja di Sekolah berikut ini.
"Ketika SD, gue main Final Fantasy. Tiap bulan main ke rumah temen, anak orang kaya, minjam majalah GamePro-nya buat liat tip dan trik. Masuk ke SMP, gue bahkan punya geng main game berisi lima belas orang dari kelas yang berbeda." (hlm. 55)
Kata-kata "Ketika SD, ..." dan berlanjut kepada kalimat berikutnya yaitu "Masuk ke SMP, ..." menunjukkan bahwa dia memulai ceritanya di suatu waktu di masa lampau. Novel ini memang mengisahkan tentang kejadian yang dimulai sejak Radit yang belum masuk ke Sekolah Dasar sampe saat ini, dimana dia sudah menjadi terkenal. Bisa dibilang, latar waktu yang dia ceritakan itu sejak tahun 90-an sampai saat ini. Seperti pada kutipan berikut ini yang menjelaskan waktu kejadian itu terjadi.
"Sewaktu gue kecil dulu, tepatnya menjelang masuk SD, gue pernah tinggal di Jepang selama setahun." (hlm.100)
"Pada saat buku ini terbit, umur gue memang memasuki fase menjelang om-om." (hlm. 203)
Dari situ kita bisa tahu bahwa waktu terus bergulir seiring kejadian-kejadian yang 'mengesankan' itu terus bertambah dan melengkapi kisah hidup seorang Raditya Dika kecil yang bertumbuh menjadi sosok yang dewasa.
Seperti yang kita ketahui bersama, sebagai seorang sutradara film, Raditya Dika tentunya tak hanya berkutat di lokasi shooting saja. Namun, ketika film tersebut mulai ditayangkan di bioskop, biasanya sutradara dan kru film lainnya akan mengadakan jumpa penggemar di beberapa bioskop ataupun menghadiri festival film. Hal tersebut mengharuskan Raditya Dika untuk menyambangi daerah-daerah lain di dalam maupun di luar negeri. Tentunya, cerita ini banyak sekali mengabadikan kejadian-kejadian berlatar tempatkan di bandara. Seperti pada beberapa kutipan novel ini.
"Kami mendarat di Okinawa pukul sembilan malam. Keluar dari gerbang kedatangan, gue melihat ada orang Jepang yang tingginya sekitar 170-an sentimeter memegang kertas bertuliskan RADITYA DIKA." (hlm.109)
"Obsesi orang Indonesia terhadap artis ini gue rasakan ketika mendarat di Bandara Adi Sutjipto, Jogjakarta pada akhir 2016." (hlm. 168)
Selain bandara, tempat lain yang sering muncul adalah kafe. Karena, jika kita mengingat kembali bahwa Raditya Dika bukan hanya seorang sutradara tetapi juga seorang penulis. Layaknya penulis yang lain yang meiliki tempat favorit untuk menghabiskan waktu untuk sekedar menulis, mencari inspirasi atau duduk saja, mungkin Raditya Dika memilih kafe sebagai tempat favorit tersebut. Seperti pada penggalan cerita berikut.
"Gue sedang menulis buku ini di sebuah kafe di Kemang Village, Jakarta Selatan. Kalau lagi nulis buku, ritual gue selalu sama. Gue datang ke kafe yang sama." (hlm. 49)
Sebagai tambahan informasi, bahwa Raditya dika merupakan penulis kelahiran Jakarta. Dia tumbuh dan besar di kota metropolitan ini. Maka, bukan sesuatu yang aneh jika dalam tulisan-tulisannya ia sudah mengenal teknologi sejak ia masih belia. Dalam salah satu bab di bukunya kali ini, terdapat bagian dimana diperkirakan saat itu masih tahun 90-an. Akan tetapi, topik bahasan dengan teman satu SD --nya sudah tentang playstation game.
" 'Itu bego.' Raja mengambil CD Tekken di tangan gue. 'Tekken. Siapa jagoan lo di Tekken?'
'Oh.' Gue berdeham. 'Gue suka Yoshimitsu.'
'Sama,' kata Raja. 'Combo-nya keren banget, ya. Gue udah bisa, tuh, yang kompletnya.'
....
Dari Tekken, obrolan jadi ke game lainnya. Dragon Ball. Final Fantasy. Sampai ke game yang nggak banyak orang tahu, Beyond go Beyond." (hlm. 64)
Buku ini memang bukan cerita berkesinambungan dengan suatu awalan dan memiliki akhiran yang sudah jelas. Bukannya tak memiliki akhiran, memang karena buku ini di angkat dari kisah nyata yang kisah penulisnya memang belum berakhir. Bab-bab yang teracak dan tidak runtut secara urutan waktu, memang menjelaskan kisah yang berbeda dengan tokoh yang berbeda pula. Penulis sekaligus pemeran utama dalam novel ini adalah Raditya Dika. Sosok yang sederhana begitu tergambar jelas dalam cerita demi cerita yang dia kisahkan dalam novel ini.
"Ronald mengamati gue. Hari itu gue memakai kaus polos, celana pendek, dan sandal jepit, seperti biasanya kalau gue keluar rumah." (hlm. 202)
Dengan penjelasan dari apa yang ia kenakan saat itu, padahal dia sedang berada di sebuah gedung perkantoran, menegaskan bahwa dia adalah seorang yang apa adanya. Walaupun dia terkenal, tampil apa adanya bukanlah menjadi hal yang memalukan bagi seorang Raditya Dika. Selain sederhana, Radit adalah orang yang terkenal karena kekocakannnya. Terbukti, bahwa tingkahnya yang kadang tak biasa itu, banyak mengundang gelak tawa. Seperti pada kutipan ceritanya ini.
"Ditawarin orang diantar ke rumah, pasti gue tolak. Di jalan ketemu orang seram, gue langsung merangkul erat tas sekolah. Ditawarin permen sama orang nggak dikenal, gue langsung bilang, 'Nawarin narkoba, ya!' Padahal, orang yang nawarin adalah kepala sekolah. Lebih baik berhati-hati daripada celaka." (hlm. 184)
Bagaimana dia bisa melakukan hal tersebut, sedang dia tahu bahwa yang menawarinya adalah seorang Kepala Sekolah. Orang normal mana yang bisa mengatakan hal tersebut kepada orang yang memiliki jabatan tertinggi disekolahnya. Hanya Raditya Dika yang bisa melakukan hal semacam itu.
Di bab pertama, Dua Orang Yang Berubah, mengisahkan bagaimana Radit terlibat kedalam hubungan teman baiknya yaitu Adri dan Sally. Adri adalah seorang karyawan di sebuah perusahaan telekomunikasi. Sedangkan Sally adalah kekasih Adri yang berprofesi sebagai model. Sebagaimana yang dijelaskan pada kutipan di bawah ini.
"Namanya Adri, tinggal di dekat rumah gue. Dia adalah karyawan di sebuah perusahaan telekomunikasi. Sangat jago segala hal yang berbau computer. (hlm. 4)
Kedua, mari gue kenalkan ceweknya Adri. Namanya Sally, mahasiswi komunikasi di salah satu kampus yang terkenal dengan cewek-cewek cantiknya. Sally, dari SMA sudah menghidupi dirinya sendiri dengan menjadi model." (hlm.5)
Mereka adalah sepasang kekasih yang suka menjadi pusat perhatian publik dan hobi memamerkan apapun yang mereka lakukan dari media sosial masing-masing, terutama melalui Instagram. Digambarkan secara jelas bagaimana sikap mereka dalam penggalan cerita ini.
"... Tiap kali mereka bertemu, pasti ada foto mereka sedang pelukan dengan caption sama: my forever. Semua profile picture social media mereka adalah foto berdua. Sally memajang foto berdua dengan Adri sedang makan di sebuah kafe. Adri memasang foto berdua dengan Sally, siluet mereka di pantai.
Kalau lagi malam Minggu, mereka akan Instagram live berdua di handphone Sally." (hlm. 6)
Berganti ke bab kedua yang berjudul Pada Sebuah Kebun Binatang, dimana pada bab ini Raditya juga masih terlibat dalam hubungan seorang teman dekatnya sejak dahulu kala, bernama Naya.
"...Mengenalnya sejak zaman sekolah dulu, Naya nggak berubah sama sekali." (hlm. 20)
Disini, Radit menyatakan bahwa Naya adalah orang yang dramatis.
"Naya menatap gue beberapa detik lalu akhirnya buka mulut. 'Gue benci cinta.'
Gue tertawa kecil. Naya memang kadang bisa agak dramatis." (hlm. 20)
Pernyataan Naya saat dia mengatakan bahwa ia benci cinta-lah yang menyebabkan penulis menganggap bahwa Naya adalah orang yang dramatis. Karena penulis tau persis, watak temannya yang satu ini. Bab Mata Ketemu Mata adalah bab dimana Radit bertemu dengan pacar baru sang mantan kekasihnya. Dia mengetahui tentang pacar mantan kekasihnya yang bernama Ben dari hasil stalking hampir semua media sosial Ben. Hasil stalking tersebut seperti yang ada di kutipan berikut.
"... Ben punya perusahaan creative agency sendiri. Biasanya kalau ada brand yang ingin beriklan di media sosial, dia akan mencarikan platform yang sesuai agar brand yang beriklan dapat jangkauan terbaik. Selain itu, Ben suka main drone, senang membaca buku, dan setiap weekend dia habiskan dengan menonton bola bersama teman-temannya." (hlm. 43)
Di dua bab setelahnya, Radit menceritakan tentang teman SD nya yang bernama Raja. Raja merupakan seorang yang amat bringas dan menjadi murid yang paling ditakuti oleh siswa lainnya. Walaupun nampak luar Raja yang tak segarang kenyataannya karena badannya juga tak terlalu besar, teman-temannya memilih menghindari segala urusan yang berhubungan dengan Raja.
"Satu sekolah takut sama Raja. Setiap kali dia lewat, banyak orang pura-pura nggak melihat. Padahal, penampakannya terlihat keren. Dia anak orang kaya. Kulitnya putih, baju seragamnya kebesaran, sepatu kets, rambutnya dipotong poni ala jamur Kobo-Chan. Dia terlihat kurus, kecil, tapi nyalinya besar. ... Banyak mitos soal dia beredar dimana-mana. Dari mulai 'Si Raja pernah menang berantem lawan lima orang anak sekolah sebelah' sampai ke yang absurd seperti 'Si Raja pernah main jaelagkung, eh, jaelangkungnya malah yang kesurupan.'" (hlm. 61-62)
Bab Dibawah Mendung yang sama, Radit berkisah tentang Kathu. Kathu adalah seorang anak pindahan dari India yang tinggal di samping rumah Radit. Mereka bertemu di bawah rintik hujan saat Kathu berada di luar rumahnya menunggui orang tuanya yang belum pulang ke rumah. Saat itu, Radit masih kelas lima SD. Mereka sempat berpisah karena Kathu yang kembali ke India. Tak lama setelah itu, terdengar kabar abahwa ayah Kathu yang merupakan pemaintabla terkemuka di India menghadap Sang Pencipta. Hal tersebut tentu saja memukul bagi seorang Kathu yang masih berusia 15 tahun. Hingga Kathu bertekad pada saat itu untuk melanjutkan apa yang ayahnya sudah ajarkan kepadanya, khususnya tabla. Dia ingin menjadi pemain tabla terkenal seperti ayahnya dan beberapa tahun setelah itu dia membuktikan bahwa dia dapat meraih mimpi itu. Seiring berjalannya waktu, Radit dan Kathu akhirnya bertemu kembali melalui facebook yang sedang menjadi media sosial yang tengah naik daun saat itu. Namun, mereka tak dapat berhubungan lagi beberapa saat setelah itu karena Radit yang lupa dengan kata sandi akun facebook-nya. Hingga pada suatu ketika, mereka dipertemukan kembali saat Kathu kembali ke Indonesia karena suatu urusan. Sosok Kathu kecil kini sudah berubah menjadi seseorang yang sangat kharismatik. Menurut Radit, Kathu adalah orang yang sangat dewasa juga realistis dalam menjalani hidup.
"'Aku ingin jadi pemain musik seutuhnya, Dika. Aku jadi guru karena orang India nggak banyak apreasi permainan tabla,' kata Kathu. 'Jadi, aku harus mencari pekerjaan lain. Aku harus kompromi.'" (hlm.98)
Dalam kutipan ini, begitu terlihat jelas bagaimana ketegaran Kathu untuk meninggalkan hal yang sudah dia impikan sejak lama sebagai pemain tabla, tentu saja untuk melanjutkan hidupnya.
Rumah yang Terlewat adalah bab yang menceritakan tentang masa kecilnya yang sempat ia habiskan di Jepang. Disana, ia memiliki keluarga baru dimana keluarga tersebut merupakan sepasang suami istri yang sudah cukup tua dan menganggap ibu Radit sebagai anaknya dan Radit sebagai cucunya. Radit memanggil mereka Oma dan Opa. Seperti pada kutipan berikut ini.
"Ketika datang, mereka suka membawakan gue buku berbahasa Inggris atau mainan. Opa pernah sekali membawakan gue baling-baling bambu, mainan dari serial Doraemon." (hlm.102)
Dari contoh di atas, terbukti bahwa Oma dan Opa sangatlah menyangi Radit, walaupun Radit adalah cucu angkat mereka. Cerita masih berlanjut di bab Percakapan dengan Seorang Artis, dimana Prilly Latuconsina lah yang dimaksud artis oleh Radit dalam kisah ini. Mereka membahas tentang banyak hal, terutama tentang kesepian seorang Prilly Latuconsina sebagai public figure yang kenyataannya bahwa selama ini dia hidup dikelilingi oleh banyak orang dan hingar bingar kehidupan.
"'Tahu nggak apa yang orang nggak tahu tentang public figure?'
'Apa, Kak?'
'Banyak dari kita yang merasa kesepian.'
Mata Prilly terbuka lebar. 'Aku banget itu. Aku nggak punya temen dekat.'" (hlm. 153)
"'Kesepian itu bingung ya, Kak.' Dia meletakkan cangkir dengan pelan, kali ini gue bisa melihat sepasang matanya tampak mengawang.
'Bingung gimana?'
'Kadang suka ngerasa kangen, loh.' Prilly tersenyum tipis. Dia lalu melanjutkan perkataannya, 'Tapi nggak tahu sama siapa.'
'Maksudnya?' tanya gue.
'Iya. Aku ngerasa kangen tapi nggak tahu apa yang dikangenin dan siapa yang dikangenin.'" (hlm. 154-155)
Dari kutipan percakapan Radit dan Prilly diatas kita dapat menyimpulkan bahwa tak semua yang kita lihat menyenangkan bagi seseorang adalah sesuatu yang benar-benar menyenangkan untuk dijalani oleh seseorang itu sendiri. Sedih memang. Namun, di sisi dunia yang masih awam, seorang anak bertemu dengan Radit di sebuah bandara. Dia adalah seorang anak SMP yang berobsesi menjadi seorang artis.
"'Mau nanya, Bang,' kata dia. 'Boleh, nggak?'
'Tergantung,' tanya gue. 'Kalau kamu nanya PR Matematikamu, ya, aku nggak bisa jawab. Yang aku tahu paling luas lingkaran itu 22/7 dikali jari manis apa kelingking gitu. Lupa.'
'Bukan, bukan mau nanya PR,' kata dia, menanggapi serius. 'Aku mau nanya Bang, gimana, sih, caranya jadi artis?'" (hlm. 170)
"'Kamu duduk dulu aja sini,' kata gue kepada si anak SMP. Dia mengangguk lalu duduk di samping gue. Dia terlihat canggung. Gue bertanya, 'Nama kamu siapa?'
Matanya melotot, terbuka lebar.Mungkin senang karena gue tanya namanya, atau dia hendak kesurupan. Dia menjawab 'Iman.'
'Iman.' Gue menatap matanya, tajam. 'Emang kenapa mau jadi artis?'
'Kenapa, ya?' jawab Imam, bingung. 'Soalnya enak aja gitu.'
'Enak aja gitu gimana? Duren juga enak aja gitu,' kata gue.
'Ya maksudnya orang orang suka.'" (hlm.171-172)
Dari kutipan percakapan antara Radit dan Iman menjadi satu contoh nyata bahwa khalayak umum tentu saja mengangap menjadi artis itu menyenangkan, namun jika dibandingkan dengan kutipan tentang kesepian Prilly sebelumnya, tentu saja ada ketidaksinambungan diantara apa yang dipikirkan Imam dan yang dirasakan Prilly.
Dalam novelnya kali ini, Raditya Dika mengambil sudut pandang tentang kisah-kisah remeh, dan menemukan sesuatu di dalam keremehan itu untuk ditertawakan dan dipikirkan bersama. Dia menjadi pemeran utama dan penulis yang sangat apik dalam menyampaikan setiap pesan kepada para pembaca. Tulisannya yang sangat mudah untuk diilustrasikan juga setiap percakapan yang sangat lekat dan sangat mudah untuk dibayangkan bagaimana seorang Raditya Dika melafalkan kata demi katanya, membuat pembaca larut ke dalam setiap cerita.
Profil Penulis
Raditya Dika, seorang penulis, sutradara, actor, youtuber dan stand-up comediantersohor di Indonesia ini mengawali karirnya pada tahun 2005 melalui debut pertama tulisannya yang berjudul Kambing Jantan: Sebuah Catatan Harian Pelajar Bodoh. Radit lahir pada tanggal 28 Desember 1984 di Jakarta. Dia pernah menempuh pendidikannya di Adelaide Australia dan dia adalah seorang alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Indonesia. Tak heran, dengan pendidikan yang sudah dibekalkan kepadanya itu, kini ia bisa menjadi orang yang mapan. Hobi menulis yang sejak dulu dia tekuni, mengantarkannya pada kesuksesannya saat ini.
Dalam bukunya kali ini, Radit kembali mengangkat kisah-kisah yang bernada hal-hal remeh namun sangat berarti baginya. Dia menyuarakan apa yang sebenarnya dia alami dan rasakan, terutama sejak awal karirnya sebagai penulis yang harus mengorbankan kehidupan kantor dan embel-embel karyawan perusahaan untuk mengejar sesuatu yang menurut orang-orang pada umumnya bukanlah hal yang umum untuk di capai. Dia mengejar sesuatu yang masih abstrak dan belum jelas apa yang bisa dia dapatkan dari hal itu. Namun, dia tetap pada pendiriannya, karena dia tau betul bahwa hal itu yang benar-benar dia cintai. Di buku ini, pesan Radit kepada pembaca tentang ketulusan dalam melakukan hal yang kita cintai dan apa yang membuat kita nyaman sangatlah membuka mata pembaca. Hal pertama yang perlu kita lakukan untuk menuju sukses adalah meyakini apa yang menurut kita pikir benar, walaupun banyak orang yang meragukannya. Makna ubur-ubur lembur sendiri adalah sebagai analogi pekerja kantoran yang lemah, lunglai, hanya hidup mengikuti arus. Walaupun sudah lembur sampai malam, tapi tak bahagia. Mereka seolah tak menemukan makna sesuatu yang berarti dalam kehidupannya. Sungguh estetik memang.
Selasa, 11 September 2018
Tolong Radith membuat saya bego
*tolong radith membuat saya bego*
CUPLIKAN ISI BUKU
Buku ketiga gue, Radikus Makankakus, sepertinya banyak membuat prang salah kaprah. Banyak orang mengira dari juduknya, Radikus Makankakus bakalan berhubungan dengan kakus. Entah ada cerita tentang kakus atau ada hubungannya dengan gue makan-kakus, pokoknya berhubungan erat dengan kakus, deh.
Padahal, Radikus Makankakus berarti nama latih dari Raditya Dika. You know, misalnya kucing itu nama latinnya Felix catus, nah gue itu ceritanya punya nama latin Radikus Makankakus. Gue sama sekali tidak bermaksud untuk membuat buku kakus-kakusan.
Kesalahpahaman dialami juga oleh nyokap gue. Sewaktu buku Radikus Makankakus baru terbit, nyokap langsung mengajak gue bicara.
‘Mama denger dari Ingga-Anggi…..’
‘Katanya judul buku baru kamu ada makan-kakus makan-kakusnya ya?’
‘Iya sih, kenapa emang?’
Nyokap ngamuk, ‘KAMU NGAPAIN LAGI SAMPAI MAKAN KAKUS?’
‘Hah?’
‘Iya, di buku baru kamu itu, kamu makan kakus?’
‘Engga!’ Gue shock. ‘Itu judulnya Radikus Makankakus tapi gak ada makan kakusnya.’
Nyokap membenarkan duduknya, dia mengambil napas panjang dan mengembuskannya kembali. ‘Kata Ingga-Anggi, dalem buku itu ada potonya segala. Itu poto kamu makan kakkus?’
‘BUKAAAAN! Di buku itu ada poto-poto, tapi gak ada poto makan kakus, ya ampun… makan kakus itu bagian dari judulnya… Radikus Makankakus gitu lho…. Makanya, beli dulu bukunya!’
‘BENER?’ Nyokap nggak yakin.
‘Ya ampuuunnnn. Bener. Beli aja bukunya!’ kata gue sambil berharap nyokap membeli bukunya dan nambahin royalti gue.
GARIS BESAR ISI BUKU
Buku ini merupakan buku Non-Fiksi Komedi karya Raditya Dika dan teman-teman sepermainannya. Isi buku ini menceritakan tentang proyek yang memperlihatkan bahwa penulis dan pembaca bermain bersama. TOLONG, RADITH MEMBUAT SAYA BEGO! Adalah kumpulan tulisan Raditya Dika bersama teman-teman sepermainannya lewat kontes “Aku dan Buku Radith-ku” yang dibuat diwww.radityadika.com. Konsep si Raditya Dika adalah membuat kompetisi sederhana untuk para pembaca mengapresiasikan tulisan mereka melalui websitenya untuk mengirimkan foto aksi dan tulisan peserta kontes yang aneh, unik serta gila menggunakan buku-buku hasil karangan Raditya Dika seperti Kambing Jantan, Cinta Brontosaurus dan Radikus Makankakus.
KELEBIHAN
Covernya bagus, unik dan tulisannya timbul. Bahasa yang digunakan pada buku ini adalah bahasa sehari-hari dan informal, memudahkan pembaca untuk memahami dan membayangkan saat membaca sehingga pembaca bisa terhibur. Terdapat kumpulan foto, gambar ilustrasi yang unik dan lucu serta cerita dari tulisan yang berbeda-beda penulisnya (Raditya Dika dan teman-teman sepermainan) yang dimuat dalam satu buku ini. Memanfaatkan kertas daur ulang sehingga harga beli buku ini cukup murah.
KELEMAHAN
Bahasa yang digunakan vulgar dan tidak termasuk bahasa yang sopan. Kertasnya buram dan foto yang dimuat dalam buku ini kurang jelas karena tidak berwarna.
Saya meresensi buku ini karena buku ini cukup menghibur saya saat membacanya, buku non fiksi-komedi membuat pembaca menjadi tertawa, terhibur dan bahasanya mudah sekali dipahami. Membaca buku ini juga membuat pembaca berimajinasi dan dari judul buku membuat penasaran untuk dibaca.
Manusia setengah salmon
"manusia setengah salmon"
Sinopsis :
Ada satu hal yang membuat buku ini nampak berbeda dari buku-buku sebelumnya. Manusia Setengah Salmon bukan hanya sekedar novel komedi belaka. Bukan hanya kumpulan kalimat candaan yang tidak bermakna. Buku ini menonjolkan unsur kehidupan sosial dalam balutan humor. Menceritakan tentang berbagai macam hal menyedihkan yang sebenarnya ada celah dan pelajaran yang bisa kita ambil dari hal-hal tersebut.
Salah satu bagian yang menjadi primadona adalah ketika Raditya Dika mencoba menceritakan tentang kegelisahannya sewaktu ia baru saja ditinggalkan oleh kekasihnya. Sama seperti kebanyakan orang, hal pertama yang dirasakan ketika putus cinta adalah kesedihan, kegalauan, dan kekecewaan. Tapi, Manusia Setengah Salmon berhasil meyakinkan bahwa tidak semua hal menyakitkan harus berakhir dengan kesedihan. Seperti pada cerita yang berjudul Sepotong Hati di Dalam Kardus Cokelat. Bercerita tentang dua peristiwa yang sama tapi berbeda konteks, putus cinta dan pindah rumah. Secara kontekstual, tidak ada kesamaan antara keduanya. Tetapi buku ini secara gamblang menjelaskan bahwa kedua peristiwa tersebut adalah hal yang serupa. Iya, perpindahan.
“Putus cinta sejatinya adalah sebuah kepindahan. Bagaimana kita pindah dari satu hati, ke hati yang lain. Kadang kita rela untuk pindah, kadang kita dipaksa untuk pindah oleh orang yang kita sayang, kadang bahkan kita yang memaksa orang tersebut untuk pindah. Ujung-ujungnya sama: kita harus bisa maju, meninggalkan apa yang sudah menjadi ruang kosong.”
Raditya Dika mengibaratkan putus cinta sama halnya dengan pindah rumah. Saat dimana seseorang harus bisa merapikan barang-barang dan memasukkannya ke dalam sebuah kardus untu nantinya diikat dan tidak pernah tahu kapan kardus itu akan dibuka. Sama seperti putus cinta bukan?
Maka dengan cerdas, kegelisahan ini langsung dialihkan melalui sebuah dialog antar tokoh dengan menyelipkan beberapa banyolan ringan yang sama sekali tidak melunturkan efekmellow dari cerita tersebut.
Hingga pada akhirnya, cerita tentang ‘perpindahan’ ini diakhiri dengan sebuah paragraf singkat.
“Gue berhenti melamun, melanjutkan memasukkan beberapa buku ke kardus. Lalu, gue melihat Nyokap, mengangguk pelan. Kardus terakhir gue tutup dengan lakban, lalu gue angkat untuk bergabung dengan yang lainnya. Sambil berharap, tidak ada yang tertinggal.”
***
Materi lain yang membedakan Manusia Setengah Salmon dengan buku-buku sebelumnya adalah penonjolan unsur kekeluargaan. Ada salah satu cerita, yang nampaknya didedikasikan untuk Ibu dari sang penulis. Judulnya adalah Kasih Ibu Sepanjang Belanda. Disini diceritakan tentang perjalanan penulis selama seminggu di negeri Belanda. Namun selama itu, Raditya Dika selalu saja dihubungi oleh Ibunya karena khawatir akan keadaannya. Berkali-kali sampai akhirnya ia memutuskan untuk tidak mempedulikan bunyi telepon. Singkat cerita, ada sebuah peristiwa yang akhirnya menyadarkannya bahwa sebenarnya terlalu perhatiannya orang tua adalah gangguan terbaik yang pernah kita terima.
B.ISI
1. Tema
Tema yang diangkat tentang humor
2. Alur
Jika dilihat dari jalan ceritanya, novel ini menggunakan alur cerita maju-mundur.
3. Sudut Pandang
Dalam Novel ini, sudut pandang yang digunakan adalah orang pertama sebagai tokoh utama.
4. Penokohan
Penggambaran tokoh dalam novel ini jelas yaitu si penulis itu sendiri Raditya Dika:mengisahkan tentang kebodohan – kebodohan dirinya
Tema yang diangkat tentang humor
2. Alur
Jika dilihat dari jalan ceritanya, novel ini menggunakan alur cerita maju-mundur.
3. Sudut Pandang
Dalam Novel ini, sudut pandang yang digunakan adalah orang pertama sebagai tokoh utama.
4. Penokohan
Penggambaran tokoh dalam novel ini jelas yaitu si penulis itu sendiri Raditya Dika:mengisahkan tentang kebodohan – kebodohan dirinya
- Dika :konyol,lucu,pemarah,pemalu
- Edgar :sabar,sok tahu.
- Mama Dika : perhatian,penakut
- Papa Dika : perhatian,pekerja keras
- Pito : sabar,penakut
- Perek : sabar,penakut
5. Gaya Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam novel Manusi Setengah Salmon adalah bahasa 6.Amanat
Bahasa yang digunakan dalam novel Manusi Setengah Salmon adalah bahasa 6.Amanat
- Nikmatilah perhatian orang tua yang berlebihan selagi kita mendapatkannya, walaupun menyebalkan, karena ketika mereka tidak ada kita pasti merindukan hal-hal menyebalkan tersebut.
- Melakukan hal-hal bersama keluarga adalah hal yang paling indah, walaupun cuma senam kentut bersama
7.setting
· Tempat :
Belanda,Italia,Rumah,Restoran,Hotel
· Suasana :
Sedih,Bahagia,Konyol,Tegang,galau
Ø Penilaian
1. Kekurangan
Kekurangan dalam novel ini adalah banyak cerita yang tidak nyambung dan terkesan tidak masuk akal. Misalnya, “Kita benar-benar tua di jalan. Saking tuanya gue di jalan gara-gara macet, bukan tidak mungkin beberapa tahun lagi, saat gue pergi dari rumah ke mal pas pulang ke rumah, gue udah punya istri lengkap dengan tiga orang anak. Dan, salah satu dari anak gue lagi hamil muda”.
2. Kelebihan
Kelebihan dari novel ini, Raditya Dika banyak memberikan pesan-pesan moral yang baik. Misalnya, “ Kalau mau dipikir-pikir, terkadang terlalu baik bisa membuat pacar kita takut. Kadang, kalau terlalu cuek, juga bikin dia marah. Masing-masing cewek/cowok punya kebiasaannya sendiri. Salah satu cara untuk meluluhkan seorang cewek/cowok adalah dengan meluluhkan keluarganya. Dan cara untuk meluluhkan keluarga seseorang adalah menerima dan mengikuti kebiasaan mereka”.
C. Kesimpulan
Dari resensi novel Manusia Setengah Salmon yang saya buat ini, bahwa novel Manusia Setengah Salmon layak untuk dibaca kalangan remaja maupun dewasa.
Cinta Brontosaurus
*cinta Brontosaurus*
Tak banyak orang yang mampu mengembangkan kisah-kisah dari kehidupannya dalam bentuk kata-kata, terebih menyusunnya ke dalam sebuah buku. Salah satu penulis ini mengambil kisah-kisah masalunya untuk dijadikan inspirasi dalam menulis karya-karyanya. Raditya Dika, penulis novel-novel bertemakan komedi ini tak habis-habis nya untuk terus berkarya.
Salah satu karyanya yang menjadi best seller pada masanya ialah novel yang berjudul Cinta Brontosaurus. Di dalam novel ini, Dika menuangkan kisah-kisah cintanya yang berbumbukan komedi dan pengalaman-pengalaman menyedihkannya melalui sebuah komedi. Seperti pada kutipan-kutipan berikut ini,
"Gue bukannya ketawa, tapi justru heran, kenapa kok bisa ada orang kangen ama robot kucing kelebihan kumis yang bersuara om-om senang?" (halm.93)"Di Rumah Sakit Pertamina, gue masuk ke Unit Gawat Darurat dan dengan sukses kuku kaki gue yang setengah patah itu dicabut menggunakan tang." (ham.72)
Dalam kutipan di atas, Dika sempat menceritakan pacarnya, yang bernama Cyn, yang begitu mengagumi sebuah doraemon hingga merasakan rindu yang teramat dalam. Cyn sendiri ialah tipikal wanita yang rajin, alim, dan suka belajar. Wanita ini divisualisasikan sebagai wanita yang sangat sempurna oleh si Penulis. Cyn memiliki tubuh yang kecil, rambut tidak terlalu panang dan senyumnya sangat manis. Ini terbukti pada kutipan :
"Cyn adalah cewek yang rajin, alim, dan suka belajar. Secara fisik, dia kecil, rambut tidak terlalu panjang dan luar biasa manis (apalagi kalo kecebur duren)." (halm. 92)"Dia memang model cewek yang manis manja, juara kelas, sopan, dan rajin solat." (halm. 92)
Dalam novel ini, Raditya Dika selaku tokoh utama, dia menggambarkan dirinya sebagai seseorang yang suka mempermalukan dirinya sendiri, cengengesan dan dia menganggap dirinya sebagai gembel. Dia membandingkan sifat-sifat yang ada di dalam dirinya dan dalam diri Cyn seperti langit dengan cacing tanah. Dika yang menganngap dirinya sebagai anak yang cupu tidak cocok bersanding dengan Cyn yang memiliki kualitas yang sangat tinggi. Ini terbukti dari kutipan,
"Gue dan Cyn seperti langit dan tanah." (halm. 92)"Gue orangnya gembel, cuek, cengengesan dan malu-maluin." (halm. 92)
Selain dengan Cyn, Dika juga pernah menyukai sesosok wanita yang bernama Sistha dan Katie. Mereka berdua merupakan wanita idaman Dika. Dengan kondisi fisik yang menawan, dengan sekejap saja mereka bisa memikat hati Radit. Kecanduan Dika terhadap wanita-wanita cantik terlihat dalam kutipan,
"Sekali lagi, gue suka banget sama Sistha." (hal. 14)"Sekali lagi, gue gak pengen kesan pertama yang buruk." (hal.14)
Hubungan cinta seorang Raditya Dika tidak akan berjalan mulus tanpa hadirnya seorang sahabatnya. Ratih ialah sahabat Dika yang selalu ada disaat Dika sedang kesusahan. Ratih merupakan seorang wanita yang memiliki jidat lebar dan sedikit pendek. Ratih membantu Dika ketika mobil Dika, yang biasa ia panggil 'Timor Kaleng', air radiatorya habis saat sedang pergi bersamanya. Ini terbukti dari kutipan,
"Eh? Kayaknya Timor gue kumat lagi nih.." (halm.9)"DIH! OGAH BANGET GUE MATI BARENG ELO! KAYAK GA ADA YANG LEBIH BAGUS AJA!"kata Ratih.(hal.9)"Iya, air radiatornya habis." (hal.11)
Kedua orang tua Dika pun diceritakan seolah-olah berperilaku konyol dalam novel ini. Papanya sendiri digambarkan dengan sesosok yang suka berbicara hal-hal konyol. Mamanya digambarkan sebagai seorang yang sangat protektif. Ini terbukti dari kutipan,
"Ini untuk kamu, Dik." Dia bilang itu dengan antusiasme tinggi. Gue ngeliat ke tumpukan kolor baru. Untuk gue? Kolor bergambar Dinosaurus ditengahnya ini untuk gue?" (hal. 18)"Nyokap tiba-tiba muncul dari dalam rumah terus lalu dengan sepenuh hati tereak, 'Hah? Kamu mo nyetirin adek? Gak bisa! Gak bisaa!'"(hal.4)"Memang, sudah menjadi naluri seorang ibu untuk melindungi anak-anaknya." (hal.4)
Kejadian-kejadian aneh yang Dika alami dan dia tuangkan di dalam novel Cinta Brontosaurus ini pun terjadi diberbagai tempat dan kondisi. Dika pernah menderita sakit cantengan yang mengakibatkannya harus dioperasi. Dika sangat takut akan operasi, hingga malam sebelum dia dibawa ke rumah sakit dia menelpon temannya. Akhirnya besok sorenya, Dika dibawa ke rumah sakit dan malam harinya langsung mendapatkan penanganan untuk operasi.
"Besok sorenya, gue berada di dalam ruangan putih.."(hal. 74)"Beberapa menit kemudian suster membawa gue ke ruangan operasi." (hal.75)
Dikarenakan saat itu sedang liburan sekolah naik-naikan kelas 3 SMA, mamanya pun dengan semangat mendaftarkan dika untuk mengikuti program homestay di Perth. Di Perth, Dika bertemu dengan orang orang baru. Contohya Joshua, dia adalah orang yang akan menjadi teman satu kamar Dika selama dia di Perth. Joshua memiliki sifat yang sangat panikan. Ini terbukti lewat kutipan,
"Dia bilang lagi,'Gak ada! PASSPORT GUE BENERAN ILANG!'" (hal. 143)"Dia lalu merogoh tas pinggangnya, 'Ah! Ternyata ada!'" (hal.144)
Selain Joshua, Dika bertemu dengan anak kecil bule yang dia beri nama Abu ( anak bule ) yang tak lain adalah anak pemilik rumah yang Dika tumapangi. Seperti pada umumnya, abu memiliki sifat yang hiperaktif. Hingga pada akhirnya pada saat Dika, Joshua dan Abu sedang bermain di ruang tamu, tanpa sengaja bola yang ditendang Abu mengenai patung milik ibunya hingga pecah. Karena Abu merasa takut, Dika pun memanfaatkan kondisi ini untuk membuat Abu patuh dan takut padanya.
"Dia bilang dengan suara kejepit,'oh no. I broke the banana.'" (hal.118)'Noo...Noooo...Stop it.... Please don't tell Mommy...... Pleeaasseee.." (hal.118)"Gue bilang,'only if you being nice.'" (hal.118)
Saat sedang merasakan indahnya menjalin sebuah hubungan dengan wanita yang ia cintai, yaitu Cyn, Dika harus merasakan pahitnya diputuskan oleh seorang wanita. Berbulan-bulan ia menjlin hubungan, pada malam itu di atas kursi kayu yang ada di kamarnya, Cyn menelpon nya dan memutuskan hubungan cinta itu. Hati Dika hancur.
"Tiduran dengan punggung menghadap langit-langit kamar, gue menutup mata. Ketika hubungan kita berakhir dengan seseorang, kita pasti jadi inget suatu hal yang kita lakuin bersama." (hal.98)
Putus cinta tak berarti menghalangi dika untuk jatuh cinta kembali. Dengan bantuan sahabatnya, Dika pun dikenalkan oleh seorang cewek yang bernama Alin. Hingga akhirnya pada hari sabtu ketika jam pulang sekolah di pinggir jalan raya, Dika pun menyatakan cintanya kepada Alin. Namun, Alin ternyata sudah memiliki seorang kekasih.
"Rencana untuk menembak Alin akan segera diwujudkan pada hari Sabtu." (hal.138)"Tai gak keliatan, sampe pada akhirnya gue lagi mo ke arah jalan raya, teryata Alin lagi nyebrang jalan raya untuk sampe ke mobilnya." (hal.139)
Dika tak selalu konsisten dalam menuliskan runtutan ceritanya. Dia memulai awal cerita pada saat dia sedang belajar menyetir mobil dan tiba-tiba mobilnya macet. Lalu tiba-tiba ia menceritakan masa-masa diwaktu dia masih TK dan SD. Lalu, ia menceritakan pengalamannya saat ia telah dewasa.
"Kebrutalan dalam menyetir dilengkapi dengan ketololan gue dalam menghadapi jalan." (hal.2)"Tragedi kolor membawa gue kembali ke tahun 1991, saat masih TK." (hal.19)"Waktu itu gue masih SD dan gue masih bengong saat denger dua kata itu pertama kali dari mulut nyokap gua: cinta monyet." (hal.27)"Padahal gue baru aja pulang dari liburan di Jakarta, kembali kuliah di Adelaine, Australia." (hal.77)
Salah satu latar sosial yang Dika ambil ialah keadaan di kota Perth. Ketika dia berada di Perth dia merasa kebingungan dan kesusahan dalam berkomunikasi karena menurutnya semua orang berbicara Bahasa Inggris dengan nada yang sangat cepat. Keadaan bangunan-bangunannya yang membuat keadaan diri tidak nyaman karena suasana gelapnya.
"Bangunan gelap di berbagai sisi dengan batu bata merah yang agak basah membuat hari yang gue lalui ibarat hari yang indah untuk bunuh diri." (halm. 112)"Di dunia nyata, bule-bule berbicara dengan kecepatan dengan kecepatan yang engga bisa disaring oleh kuping gue ini." (halm.112)
Dika memnceritakan semua pengalamannya melalui prespektif dirinya sendiri. Dia menggunakan kata "gue" untuk menceritakan semua kisah-kisahnya. Dalam kata lain sudut pandang yang ada di novel ini adalah sudt pandang orang pertama. Ini sudah terlihat dari awal sejak ia menceritakan kisahnya,
"Gue dulu punya bom-bom car." (hal. 1)
Dika pun menuliskan novelnya dengan bahasa-bahasa yang bisa kita sebut dengan bahasa-bahasa kekinan, dimana dia mengganti kata bapak dengan sebutan 'bokap' dan ibunya dengan istilah "nyokap." Terdapat bahasa-bahasa yang memang tidak disaring terlebih dahulu atau bisa kita sebut dengan vulgar.
"Bokap gua punya fetish sama kolor." (hal.17)"Waktu itu gue masih SD dan gue masih bengong saat denger dua kata itu pertama kali dari mulut nyokap gua: cinta monyet." (hal.27)
Penulis yang bernama asli ketika lahir Dika Angkasaputra Moewarni ini lahir di Jakarta, 28 Desember 1984. Dika merupakan seorang yang pintar. Dika mengganti namanya menjadi Raditya Dika karena merasa tidak cocok dengan nama sebelumnya. Dia merupakan lulusan dari Universitas Indonesia dan Uiversitas Adelaine ( Australia ). Walaupun penulis bukan merupakan jurusan dari kuliahnya, namun Dika tetap menekuni ini sebagai hobi.
Kemampuan Dika dalam menulis sebuah novel dan kemahiran Dika dalam memilih kisah-kisahnya yang 'remaja banget' itu mampu menarik hati para remaja dengan cepat. Pemilihan gaya Bahasa yang tidak terlalu berat menjadi magnet bagi para remaja itu tersendiri. Tak tanggung-tanggung 6 novel dari karyanya menjadi best seller di pasaran.
Keunikan lain dari seorang Raditya Dika ialah dalam pemilihan judul disetiap novelnya. Ia selalu menggunakan nama-nama binatang sebagai selipan dalam judul novelnya. Salah satunya ialah Cinta Brontosaurus. Brontosaurus sendiri merupakan spesies Dinosaurus yang lebih dikenal dengan nama Apatosarus. Banyak orang yang menganggap Brontosaurus ialan binatang yang setia. Mungkin saja Raditya Dika menamainya Cinta Brontosaurus karena dia ialah seorang yang setia terhadap pasangannya. Namun, dalam kisah nya yang dituangkan di sini, ia selalu dikhianati pasangan-pasangannya. Cinta yang dimaksud ialah ketika cinta bisa kadaluarsa.
Yang dapat diambil dari kisah-kisah yang telah dituliskan oleh si Penulis ialah kita harus menjalani semua dengan pikiran yang positif. Meskipun kisah yang kita alami terkadang tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan, kita harus tetap menerima kenyataan itu dan tidak berputus asa. Seperti si Penulis yang kisah cintanya selalu berakhir tragis, namun dia tetap mencoba untuk menemukan wanita yang baik untuknya.
Langganan:
Postingan (Atom)