Rabu, 12 September 2018

Komik lucunya Radithya

Raditya Dika Komik Dari Twit-nya Raditya Dika by Milfa Saadah, setelah sukses mengeluarkan Komik Kambing Jantan pada 2008 dan 2011, maka pada 2016 ini Raditya Dika kembali menerbitkan komik yang merupakan kolaborasi terbarunya bersama seorang komikus muda, Milfa Saadah. Komik ini adalah kolaborasi dirinya sebagai pencerita dengan komikus untuk ketiga kalinya.

Cerita-cerita di dalam Komik dari Twit-nya Raditya Dika ini diangkat dari twit-twit Raditya Dika yang penuh lelucon dan kerap menuai komentar dari para followernya, mulai dari kiat untuk tetap tegar menghadapi mantan, hati yang selalu mengharapkan cinta, hingga tip gokil menghadapi ujian. 
Tentang Penulis Raditya Dika. Seorang pencerita dalam berbagai macam medium seperti buku, film, dan digital. Berawal sebagai blogger, karyanya telah terbit lebih dari 10 buku hingga saat ini. Dimulai dari Kambing Jantan, Cinta Brontosaurus, Radikus Makan kakus, Babi Ngesot, Marmut Merah Jambu, Manusia Setengah Salmon, Koala Kumal hingga buku kolaborasi dengan komikus, Komik Kambing Jantan 1, Komik Kambing Jantan 2, dan yang terbaru Komik dari Twit-nya Raditya Dika. Beberapa bukunya telah diangkat ke layar lebar dan ia pun pernah terlibat sebagai sutradara. Baik karya buku dan filmnya selalu ditunggu oleh penggemarnya dan termasuk bestselling. 

Milfa Saadah. Lahir di Pasuruan, April 1992. Sering dipanggil Milfa, Chu, Chumil. Menggeluti hobi menggambar sejak kecil. Saat di bangku sekolah sering menjadi perwakilan lomba menggambar hingga tingkat provinsi. Memilih jurusan Multimedia di SMKN 1 Bangil, setelah itu ia melanjutkan kuliah Seni Desain di Universitas Negeri Malang, lulus pada 2014. Selain kesibukannya saat ini sebagai komikus, saat ini Milfa bekerja di salah satu perusahaan IT sebagai animator. Komik dari Twit-nya Raditya Dika adalah karya kolaboratif perdananya. 

Jika kamu malu mempunyai kulit yang hitam, bilanglah ke semua orang. "Gue aslinya putih kok, ini hanya tahi lalat yang rata di seluruh tubuh." 

Banyak banget cerita-cerita seru dan lucu dari bang Radit yang di-share! Don't miss it! Let's get it!

Udah gitu ada twit aslinya juga dari bang Raditya Dika sebelum jadi komik dan behind the comic (karena ini komik, kalau film kan behind the scene kan! sotoy nih!) 

Koala kumal

NOVEL KOALA KUMAL RADITYA DIKA DALAM BENTUK EBOOK

Ebook Novel Koala Kumal 
Novel ini banyak yang mereview bahwa ini cerita fiktif.Novel karangan Raditya Dika ini yang diberi Judul Koala kumal,seperti novel-novel sebelumnya yang selalu menggunakan nama hewan. Novel ini menceritakan: Selain main perang-perangan, gue, Dodo, dan Bahri juga suka berjemur di atas mobil tua warna merah yang sering diparkir di pinggir sungai samping kompleks. Formasinya selalu sama: Bahri dan gue tiduran di atap mobil, sedangkan Dodo, seperti biasa, agak terbuang, di atas bagasi. 
Kadang kami tiduran selama setengah jam. Kadang, kalau cuaca lagi sangat terik, bisa sampai dua jam. Kalau cuacanya lagi sejuk dan tidak terlalu terik, kami biasanya sama-sama menatap ke arah matahari, memandangi langit sambil tiduran. Kalau sudah begini, Bahri menaruh kedua tangannya di belakang kepala, sambil tiduran dia berkata, ‘Rasanya kayak di Miami, ya?’ ‘Iya,’ jawab gue. ‘Iya,’ jawab Dodo. Kami bertiga gak ada yang pernah ke Miami. Koala Kumal adalah buku komedi yang menceritakan pengalaman Raditya Dika dari mulai jurit malam SMP yang berakhir dengan kekacauan sampai bertemu perempuan yang mahir bermain tombak. 

Seluruh cerita di dalamnya berasal dari kisah nyata kata Raditya Dika,namun berbeda dengan review dari pembaca novel.

Ubur ubur lembur

"ubur ubur lembur🐙"
 Ubur-Ubur Lembur adalah novel terbaru Raditya Dika yang baru saja rilis tanggal 1 Februari 2018 kemarin. Novel ini tentu saja menjadi salah satu yang sangat dinantikan oleh para penggemar novel Raditya Dika setelah novel Kuala Kumalyang terbit tahun 2015 lalu. Seperti tujuh novel sebelumnya, Raditya Dika masih mengangkat nama hewan sebagai ilustrasi atas kehidupan yang pernah ia jalani di masa lalu. Nyatanya, hal tersebut merupakan daya tarik tersendiri bagi para pembaca. Novel Ubur-Ubur lembur ini merupakan kompilasi pengalaman pribadi Raditya Dika yang di hadirkan menjadi bab-bab di dalam novel. Secara garis besar, novel ini mengisahkan tentang perjalanan karir Raditya Dika dari masa ia masih menjadi pekerja kantoran biasa hingga ia menjadi public figure dengan segudang kesibukan seperti saat ini. Kemudian diantara kesibukan-kesibukan itu muncullah kisah-kisah 'berkesan' yang terselip didalamnya. Novel ini dihadirkan sangat lekat dengan kekhasan seorang Raditya Dika yang humoris dan sangat apa adanya, sehingga tak heran genre novel ini adalah komedi yang disampaikan dengan bahasa yang juga sangat ringan untuk dikonsumsi para pembaca.
Seperti yang saya jelaskan di paragraf sebelumnya, buku Ubur-Ubur Lembur di angkat dari kisah nyata Raditya Dika. Tentu saja, dalam novel ini Radit mengisahkan kembali kejadian-kejadian yang 'berkesan' saat itu. Alur cerita yang hadir adalah alur cerita mundur. Contohnya adalah kutipan dari bab Raja di Sekolah berikut ini.
"Ketika SD, gue main Final Fantasy. Tiap bulan main ke rumah temen, anak orang kaya, minjam majalah GamePro-nya buat liat tip dan trik. Masuk ke SMP, gue bahkan punya geng main game berisi lima belas orang dari kelas yang berbeda." (hlm. 55)
Kata-kata "Ketika SD, ..." dan berlanjut kepada kalimat berikutnya yaitu "Masuk ke SMP, ..." menunjukkan bahwa dia memulai ceritanya di suatu waktu di masa lampau. Novel ini memang mengisahkan tentang kejadian yang dimulai sejak Radit yang belum masuk ke Sekolah Dasar sampe saat ini, dimana dia sudah menjadi terkenal. Bisa dibilang, latar waktu yang dia ceritakan itu sejak tahun 90-an sampai saat ini. Seperti pada kutipan berikut ini yang menjelaskan waktu kejadian itu terjadi.
"Sewaktu gue kecil dulu, tepatnya menjelang masuk SD, gue pernah tinggal di Jepang selama setahun." (hlm.100)
"Pada saat buku ini terbit, umur gue memang memasuki fase menjelang om-om." (hlm. 203)
Dari situ kita bisa tahu bahwa waktu terus bergulir seiring kejadian-kejadian yang 'mengesankan' itu terus bertambah dan melengkapi kisah hidup seorang Raditya Dika kecil yang bertumbuh menjadi sosok yang dewasa.  
Seperti yang kita ketahui bersama, sebagai seorang sutradara film, Raditya Dika tentunya tak hanya berkutat di lokasi shooting saja. Namun, ketika film tersebut mulai ditayangkan di bioskop, biasanya sutradara dan kru film lainnya akan mengadakan jumpa penggemar di beberapa bioskop ataupun menghadiri festival film. Hal tersebut mengharuskan Raditya Dika untuk menyambangi daerah-daerah lain di dalam maupun di luar negeri. Tentunya, cerita ini banyak sekali mengabadikan kejadian-kejadian berlatar tempatkan di bandara. Seperti pada beberapa kutipan novel ini.
"Kami mendarat di Okinawa pukul sembilan malam. Keluar dari gerbang kedatangan, gue melihat ada orang Jepang yang tingginya sekitar 170-an sentimeter memegang kertas bertuliskan RADITYA DIKA." (hlm.109)
"Obsesi orang Indonesia terhadap artis ini gue rasakan ketika mendarat di Bandara Adi Sutjipto, Jogjakarta pada akhir 2016." (hlm. 168)
Selain bandara, tempat lain yang sering muncul adalah kafe. Karena, jika kita mengingat kembali bahwa Raditya Dika bukan hanya seorang sutradara tetapi juga seorang penulis. Layaknya penulis yang lain yang meiliki tempat favorit untuk menghabiskan waktu untuk sekedar menulis, mencari inspirasi atau duduk saja, mungkin Raditya Dika memilih kafe sebagai tempat favorit tersebut. Seperti pada penggalan cerita berikut.
"Gue sedang menulis buku ini di sebuah kafe di Kemang Village, Jakarta Selatan. Kalau lagi nulis buku, ritual gue selalu sama. Gue datang ke kafe yang sama." (hlm. 49)
Sebagai tambahan informasi, bahwa Raditya dika merupakan penulis kelahiran Jakarta. Dia tumbuh dan besar di kota metropolitan ini. Maka, bukan sesuatu yang aneh jika dalam tulisan-tulisannya ia sudah mengenal teknologi sejak ia masih belia. Dalam salah satu bab di bukunya kali ini, terdapat bagian dimana diperkirakan saat itu masih tahun 90-an. Akan tetapi, topik bahasan dengan teman satu SD --nya sudah tentang playstation game.
" 'Itu bego.' Raja mengambil CD Tekken di tangan gue. 'Tekken. Siapa jagoan lo di Tekken?'
'Oh.' Gue berdeham. 'Gue suka Yoshimitsu.'
'Sama,' kata Raja. 'Combo-nya keren banget, ya. Gue udah bisa, tuh, yang kompletnya.'
....
Dari Tekken, obrolan jadi ke game lainnya. Dragon Ball. Final Fantasy. Sampai ke game yang nggak banyak orang tahu, Beyond go Beyond." (hlm. 64)
Buku ini memang bukan cerita berkesinambungan dengan suatu awalan dan memiliki akhiran yang sudah jelas. Bukannya tak memiliki akhiran, memang karena buku ini di angkat dari kisah nyata yang kisah penulisnya memang belum berakhir. Bab-bab yang teracak dan tidak runtut secara urutan waktu, memang menjelaskan kisah yang berbeda dengan tokoh yang berbeda pula. Penulis sekaligus pemeran utama dalam novel ini adalah Raditya Dika. Sosok yang sederhana begitu tergambar jelas dalam cerita demi cerita yang dia kisahkan dalam novel ini.
"Ronald mengamati gue. Hari itu gue memakai kaus polos, celana pendek, dan sandal jepit, seperti biasanya kalau gue keluar rumah." (hlm. 202)
Dengan penjelasan dari apa yang ia kenakan saat itu, padahal dia sedang berada di sebuah gedung perkantoran, menegaskan bahwa dia adalah seorang yang apa adanya. Walaupun dia terkenal, tampil apa adanya bukanlah menjadi hal yang memalukan bagi seorang Raditya Dika. Selain sederhana, Radit adalah orang yang terkenal karena kekocakannnya. Terbukti, bahwa tingkahnya yang kadang tak biasa itu, banyak mengundang gelak tawa. Seperti pada kutipan ceritanya ini.
"Ditawarin orang diantar ke rumah, pasti gue tolak. Di jalan ketemu orang seram, gue langsung merangkul erat tas sekolah. Ditawarin permen sama orang nggak dikenal, gue langsung bilang, 'Nawarin narkoba, ya!' Padahal, orang yang nawarin adalah kepala sekolah. Lebih baik berhati-hati daripada celaka." (hlm. 184)
Bagaimana dia bisa melakukan hal tersebut, sedang dia tahu bahwa yang menawarinya adalah seorang Kepala Sekolah. Orang normal mana yang bisa mengatakan hal tersebut kepada orang yang memiliki jabatan tertinggi disekolahnya. Hanya Raditya Dika yang bisa melakukan hal semacam itu.
Di bab pertama, Dua Orang Yang Berubah, mengisahkan bagaimana Radit terlibat kedalam hubungan teman baiknya yaitu Adri dan Sally. Adri adalah seorang karyawan di sebuah perusahaan telekomunikasi. Sedangkan Sally adalah kekasih Adri yang berprofesi sebagai model. Sebagaimana yang dijelaskan pada kutipan di bawah ini.
"Namanya Adri, tinggal di dekat rumah gue. Dia adalah karyawan di sebuah perusahaan telekomunikasi. Sangat jago segala hal yang berbau computer. (hlm. 4)
Kedua, mari gue kenalkan ceweknya Adri. Namanya Sally, mahasiswi komunikasi di salah satu kampus yang terkenal dengan cewek-cewek cantiknya. Sally, dari SMA sudah menghidupi dirinya sendiri dengan menjadi model." (hlm.5)
Mereka adalah sepasang kekasih yang suka menjadi pusat perhatian publik dan hobi memamerkan apapun yang mereka lakukan dari media sosial masing-masing, terutama melalui Instagram. Digambarkan secara jelas bagaimana sikap mereka dalam penggalan cerita ini.
"... Tiap kali mereka bertemu, pasti ada foto mereka sedang pelukan dengan caption sama: my forever. Semua profile picture social media mereka adalah foto berdua. Sally memajang foto berdua dengan Adri sedang makan di sebuah kafe. Adri memasang foto berdua dengan Sally, siluet mereka di pantai.
Kalau lagi malam Minggu, mereka akan Instagram live berdua di handphone Sally." (hlm. 6)
Berganti ke bab kedua yang berjudul Pada Sebuah Kebun Binatang, dimana pada bab ini Raditya juga masih terlibat dalam hubungan seorang teman dekatnya sejak dahulu kala, bernama Naya.
"...Mengenalnya sejak zaman sekolah dulu, Naya nggak berubah sama sekali." (hlm. 20)
Disini, Radit menyatakan bahwa Naya adalah orang yang dramatis.
"Naya menatap gue beberapa detik lalu akhirnya buka mulut. 'Gue benci cinta.'
Gue tertawa kecil. Naya memang kadang bisa agak dramatis." (hlm. 20)
Pernyataan Naya saat dia mengatakan bahwa ia benci cinta-lah yang menyebabkan penulis menganggap bahwa Naya adalah orang yang dramatis. Karena penulis tau persis, watak temannya yang satu ini. Bab Mata Ketemu Mata adalah bab dimana Radit bertemu dengan pacar baru sang mantan kekasihnya. Dia mengetahui tentang pacar mantan kekasihnya yang bernama Ben dari hasil stalking hampir semua media sosial Ben. Hasil stalking tersebut seperti yang ada di kutipan berikut.
"... Ben punya perusahaan creative agency sendiri. Biasanya kalau ada brand yang ingin beriklan di media sosial, dia akan mencarikan platform yang sesuai agar brand yang beriklan dapat jangkauan terbaik. Selain itu, Ben suka main drone, senang membaca buku, dan setiap weekend dia habiskan dengan menonton bola bersama teman-temannya." (hlm. 43)
Di dua bab setelahnya, Radit menceritakan tentang teman SD nya yang bernama Raja. Raja merupakan seorang yang amat bringas dan menjadi murid yang paling ditakuti oleh siswa lainnya. Walaupun nampak luar Raja yang tak segarang kenyataannya karena badannya juga tak terlalu besar,  teman-temannya memilih menghindari segala urusan yang berhubungan dengan Raja.
"Satu sekolah takut sama Raja. Setiap kali dia lewat, banyak orang pura-pura nggak melihat. Padahal, penampakannya terlihat keren. Dia anak orang kaya. Kulitnya putih, baju seragamnya kebesaran, sepatu kets, rambutnya dipotong poni ala jamur Kobo-Chan. Dia terlihat kurus, kecil, tapi nyalinya besar. ... Banyak mitos soal dia beredar dimana-mana. Dari mulai 'Si Raja pernah menang berantem lawan lima orang anak sekolah sebelah' sampai ke yang absurd seperti 'Si Raja pernah main jaelagkung, eh, jaelangkungnya malah yang kesurupan.'" (hlm. 61-62)
Bab Dibawah Mendung yang sama, Radit berkisah tentang Kathu. Kathu adalah seorang anak pindahan dari India yang tinggal di samping rumah Radit. Mereka bertemu di bawah rintik hujan saat Kathu berada di luar rumahnya menunggui orang tuanya yang belum pulang ke rumah. Saat itu, Radit masih kelas lima SD. Mereka sempat berpisah karena Kathu yang kembali ke India. Tak lama setelah itu, terdengar kabar abahwa ayah Kathu yang merupakan pemaintabla terkemuka di India menghadap Sang Pencipta. Hal tersebut tentu saja memukul bagi seorang Kathu yang masih berusia 15 tahun. Hingga Kathu bertekad pada saat itu untuk melanjutkan apa yang ayahnya sudah ajarkan kepadanya, khususnya tabla. Dia ingin menjadi pemain tabla terkenal seperti ayahnya dan beberapa tahun setelah itu dia membuktikan bahwa dia dapat meraih mimpi itu. Seiring berjalannya waktu, Radit dan Kathu akhirnya bertemu kembali melalui facebook yang sedang menjadi media sosial yang tengah naik daun saat itu. Namun, mereka tak dapat berhubungan lagi beberapa saat setelah itu karena Radit yang lupa dengan kata sandi akun facebook-nya. Hingga pada suatu ketika, mereka dipertemukan kembali saat Kathu kembali ke Indonesia karena suatu urusan. Sosok Kathu kecil kini sudah berubah menjadi seseorang yang sangat kharismatik. Menurut Radit, Kathu adalah orang yang sangat dewasa juga realistis dalam menjalani hidup.
 "'Aku ingin jadi pemain musik seutuhnya, Dika. Aku jadi guru karena orang India nggak banyak apreasi permainan tabla,' kata Kathu. 'Jadi, aku harus mencari pekerjaan lain. Aku harus kompromi.'" (hlm.98)
Dalam kutipan ini, begitu terlihat jelas bagaimana ketegaran Kathu untuk meninggalkan hal yang sudah dia impikan sejak lama sebagai pemain tabla, tentu saja untuk melanjutkan hidupnya.
Rumah yang Terlewat adalah bab yang menceritakan tentang masa kecilnya yang sempat ia habiskan di Jepang. Disana, ia memiliki keluarga baru dimana keluarga tersebut merupakan sepasang suami istri yang sudah cukup tua dan menganggap ibu Radit sebagai anaknya dan Radit sebagai cucunya. Radit memanggil mereka Oma dan Opa. Seperti pada kutipan berikut ini.
"Ketika datang, mereka suka membawakan gue buku berbahasa Inggris atau mainan. Opa pernah sekali membawakan gue baling-baling bambu, mainan dari serial Doraemon." (hlm.102)
Dari contoh di atas, terbukti bahwa Oma dan Opa sangatlah menyangi Radit, walaupun Radit adalah cucu angkat mereka. Cerita masih berlanjut di bab Percakapan dengan Seorang Artis, dimana Prilly Latuconsina lah yang dimaksud artis oleh Radit dalam kisah ini. Mereka membahas tentang banyak hal, terutama tentang kesepian seorang Prilly Latuconsina sebagai public figure yang kenyataannya bahwa selama ini dia hidup dikelilingi oleh banyak orang dan hingar bingar kehidupan.
"'Tahu nggak apa yang orang nggak tahu tentang public figure?'
'Apa, Kak?'
'Banyak dari kita yang merasa kesepian.'
Mata Prilly terbuka lebar. 'Aku banget itu. Aku nggak punya temen dekat.'" (hlm. 153)
"'Kesepian itu bingung ya, Kak.' Dia meletakkan cangkir dengan pelan, kali ini gue bisa melihat sepasang matanya tampak mengawang.
'Bingung gimana?'
'Kadang suka ngerasa kangen, loh.' Prilly tersenyum tipis. Dia lalu melanjutkan perkataannya, 'Tapi nggak tahu sama siapa.'
'Maksudnya?' tanya gue.
'Iya. Aku ngerasa kangen tapi nggak tahu apa yang dikangenin dan siapa yang dikangenin.'" (hlm. 154-155)
Dari kutipan percakapan Radit dan Prilly diatas kita dapat menyimpulkan bahwa tak semua yang kita lihat menyenangkan bagi seseorang adalah sesuatu yang benar-benar menyenangkan untuk dijalani oleh seseorang itu sendiri. Sedih memang. Namun, di sisi dunia yang masih awam, seorang anak bertemu dengan Radit di sebuah bandara. Dia adalah seorang anak SMP yang berobsesi menjadi seorang artis.
"'Mau nanya, Bang,' kata dia. 'Boleh, nggak?'
 'Tergantung,' tanya gue. 'Kalau kamu nanya PR Matematikamu, ya, aku nggak bisa jawab. Yang aku tahu paling luas lingkaran itu 22/7 dikali jari manis apa kelingking gitu. Lupa.'
'Bukan, bukan mau nanya PR,' kata dia, menanggapi serius. 'Aku mau nanya Bang, gimana, sih, caranya jadi artis?'" (hlm. 170) 
"'Kamu duduk dulu aja sini,' kata gue kepada si anak SMP. Dia mengangguk lalu duduk di samping gue. Dia terlihat canggung. Gue bertanya, 'Nama kamu siapa?'
Matanya melotot, terbuka lebar.Mungkin senang karena gue tanya namanya, atau dia hendak kesurupan. Dia menjawab 'Iman.'
'Iman.' Gue menatap matanya, tajam. 'Emang kenapa mau jadi artis?'
'Kenapa, ya?' jawab Imam, bingung. 'Soalnya enak aja gitu.'
'Enak aja gitu gimana? Duren juga enak aja gitu,' kata gue.
'Ya maksudnya orang orang suka.'" (hlm.171-172)
Dari kutipan percakapan antara Radit dan Iman menjadi satu contoh nyata bahwa khalayak umum tentu saja mengangap menjadi artis itu menyenangkan, namun jika dibandingkan dengan kutipan tentang kesepian Prilly sebelumnya, tentu saja ada ketidaksinambungan diantara apa yang dipikirkan Imam dan yang dirasakan Prilly.
Dalam novelnya kali ini, Raditya Dika mengambil sudut pandang tentang kisah-kisah remeh, dan menemukan sesuatu di dalam keremehan itu untuk ditertawakan dan dipikirkan bersama. Dia menjadi pemeran utama dan penulis yang sangat apik dalam menyampaikan setiap pesan kepada para pembaca. Tulisannya yang sangat mudah untuk diilustrasikan juga setiap percakapan yang sangat lekat dan sangat mudah untuk dibayangkan bagaimana seorang Raditya Dika melafalkan kata demi katanya, membuat pembaca larut ke dalam setiap cerita.
Profil Penulis
Raditya Dika, seorang penulis, sutradara, actor, youtuber dan stand-up comediantersohor di Indonesia ini mengawali karirnya pada tahun 2005 melalui debut pertama tulisannya yang berjudul Kambing Jantan: Sebuah Catatan Harian Pelajar Bodoh. Radit lahir pada tanggal 28 Desember 1984 di Jakarta. Dia pernah menempuh pendidikannya di Adelaide Australia dan dia adalah seorang alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Indonesia. Tak heran, dengan pendidikan yang sudah dibekalkan kepadanya itu, kini ia bisa menjadi orang yang mapan. Hobi menulis yang sejak dulu dia tekuni, mengantarkannya pada kesuksesannya saat ini.
Dalam bukunya kali ini, Radit kembali mengangkat kisah-kisah yang bernada hal-hal remeh namun sangat berarti baginya. Dia menyuarakan apa yang sebenarnya dia alami dan rasakan, terutama sejak awal karirnya sebagai penulis yang harus mengorbankan kehidupan kantor dan embel-embel karyawan perusahaan untuk mengejar sesuatu yang menurut orang-orang pada umumnya bukanlah hal yang umum untuk di capai. Dia mengejar sesuatu yang masih abstrak dan belum jelas apa yang bisa dia dapatkan dari hal itu. Namun, dia tetap pada pendiriannya, karena dia tau betul bahwa hal itu yang benar-benar dia cintai. Di buku ini, pesan Radit kepada pembaca tentang ketulusan dalam melakukan hal yang kita cintai dan apa yang membuat kita nyaman sangatlah membuka mata pembaca. Hal pertama yang perlu kita lakukan untuk menuju sukses adalah meyakini apa yang menurut kita pikir benar, walaupun banyak orang yang meragukannya. Makna ubur-ubur lembur sendiri adalah sebagai analogi pekerja kantoran yang lemah, lunglai, hanya hidup mengikuti arus. Walaupun sudah lembur sampai malam, tapi tak bahagia. Mereka seolah tak menemukan makna sesuatu yang berarti dalam kehidupannya. Sungguh estetik memang.

Selasa, 11 September 2018

Tolong Radith membuat saya bego

*tolong radith membuat saya bego*
CUPLIKAN ISI BUKU
Buku ketiga gue, Radikus Makankakus, sepertinya banyak membuat prang salah kaprah. Banyak orang mengira dari juduknya, Radikus Makankakus bakalan berhubungan dengan kakus. Entah ada cerita tentang kakus atau ada hubungannya dengan gue makan-kakus, pokoknya berhubungan erat dengan kakus, deh.
Padahal, Radikus Makankakus berarti nama latih dari Raditya Dika. You know, misalnya kucing itu nama latinnya Felix catus, nah gue itu ceritanya punya nama latin Radikus Makankakus. Gue sama sekali tidak bermaksud untuk membuat buku kakus-kakusan.
Kesalahpahaman dialami juga oleh nyokap gue. Sewaktu buku Radikus Makankakus baru terbit, nyokap langsung mengajak gue bicara.
‘Mama denger dari Ingga-Anggi…..’
‘Katanya judul buku baru kamu ada makan-kakus makan-kakusnya ya?’
‘Iya sih, kenapa emang?’
Nyokap ngamuk, ‘KAMU NGAPAIN LAGI SAMPAI MAKAN KAKUS?’
‘Hah?’
‘Iya, di buku baru kamu itu, kamu makan kakus?’
‘Engga!’ Gue shock. ‘Itu judulnya Radikus Makankakus tapi gak ada makan kakusnya.’
Nyokap membenarkan duduknya, dia mengambil napas panjang dan mengembuskannya kembali. ‘Kata Ingga-Anggi, dalem buku itu ada potonya segala. Itu poto kamu makan kakkus?’
‘BUKAAAAN! Di buku itu ada poto-poto, tapi gak ada poto makan kakus, ya ampun… makan kakus itu bagian dari judulnya… Radikus Makankakus gitu lho…. Makanya, beli dulu bukunya!’
‘BENER?’ Nyokap nggak yakin.
‘Ya ampuuunnnn. Bener. Beli aja bukunya!’ kata gue sambil berharap nyokap membeli bukunya dan nambahin royalti gue.

GARIS BESAR ISI BUKU
Buku ini merupakan buku Non-Fiksi Komedi karya Raditya Dika dan teman-teman sepermainannya. Isi buku ini menceritakan tentang proyek yang memperlihatkan bahwa penulis dan pembaca bermain bersama. TOLONG, RADITH MEMBUAT SAYA BEGO! Adalah kumpulan tulisan Raditya Dika bersama teman-teman sepermainannya lewat kontes “Aku dan Buku Radith-ku” yang dibuat diwww.radityadika.com. Konsep si Raditya Dika adalah membuat kompetisi sederhana untuk para pembaca mengapresiasikan tulisan mereka melalui websitenya untuk mengirimkan foto aksi dan tulisan peserta kontes yang aneh, unik serta gila menggunakan buku-buku hasil karangan Raditya Dika seperti Kambing Jantan, Cinta Brontosaurus dan Radikus Makankakus.

KELEBIHAN
Covernya bagus, unik dan tulisannya timbul. Bahasa yang digunakan pada buku ini adalah bahasa sehari-hari dan informal, memudahkan pembaca untuk memahami dan membayangkan saat membaca sehingga pembaca bisa terhibur. Terdapat kumpulan foto, gambar ilustrasi yang unik dan lucu serta cerita dari tulisan yang berbeda-beda penulisnya (Raditya Dika dan teman-teman sepermainan) yang dimuat dalam satu buku ini. Memanfaatkan kertas daur ulang sehingga harga beli buku ini cukup murah.

KELEMAHAN
Bahasa yang digunakan vulgar dan tidak termasuk bahasa yang sopan. Kertasnya buram dan foto yang dimuat dalam buku ini kurang jelas karena tidak berwarna.

Saya meresensi buku ini karena buku ini cukup menghibur saya saat membacanya, buku non fiksi-komedi membuat pembaca menjadi tertawa, terhibur dan bahasanya mudah sekali dipahami. Membaca buku ini juga membuat pembaca berimajinasi dan dari judul buku membuat penasaran untuk dibaca.

Manusia setengah salmon

"manusia setengah salmon"
Sinopsis                          :
Ada satu hal yang membuat buku ini nampak berbeda dari buku-buku sebelumnya. Manusia Setengah Salmon bukan hanya sekedar novel komedi belaka. Bukan hanya kumpulan kalimat candaan yang tidak bermakna. Buku ini menonjolkan unsur kehidupan sosial dalam balutan humor. Menceritakan tentang berbagai macam hal menyedihkan yang sebenarnya ada celah dan pelajaran yang bisa kita ambil dari hal-hal tersebut.
Salah satu bagian yang menjadi primadona adalah ketika Raditya Dika mencoba menceritakan tentang kegelisahannya sewaktu ia baru saja ditinggalkan oleh kekasihnya. Sama seperti kebanyakan orang, hal pertama yang dirasakan ketika putus cinta adalah kesedihan, kegalauan, dan kekecewaan. Tapi, Manusia Setengah Salmon berhasil meyakinkan bahwa tidak semua hal menyakitkan harus berakhir dengan kesedihan. Seperti pada cerita yang berjudul Sepotong Hati di Dalam Kardus Cokelat. Bercerita tentang dua peristiwa yang sama tapi berbeda konteks, putus cinta dan pindah rumah. Secara kontekstual, tidak ada kesamaan antara keduanya. Tetapi buku ini secara gamblang menjelaskan bahwa kedua peristiwa  tersebut adalah hal yang serupa. Iya, perpindahan.

“Putus cinta sejatinya adalah sebuah kepindahan. Bagaimana kita pindah dari satu hati, ke hati yang lain. Kadang kita rela untuk pindah, kadang kita dipaksa untuk pindah oleh orang yang kita sayang, kadang bahkan kita yang memaksa orang tersebut untuk pindah. Ujung-ujungnya sama: kita harus bisa maju, meninggalkan apa yang sudah menjadi ruang kosong.”

Raditya Dika mengibaratkan putus cinta sama halnya dengan pindah rumah. Saat dimana seseorang harus bisa merapikan barang-barang dan memasukkannya ke dalam sebuah kardus untu nantinya diikat dan tidak pernah tahu kapan kardus itu akan dibuka. Sama seperti putus cinta bukan?
Maka dengan cerdas, kegelisahan ini langsung dialihkan melalui sebuah dialog antar tokoh dengan menyelipkan beberapa banyolan ringan yang sama sekali tidak melunturkan efekmellow dari cerita tersebut.
Hingga pada akhirnya, cerita tentang ‘perpindahan’ ini diakhiri dengan sebuah paragraf singkat.

“Gue berhenti melamun, melanjutkan memasukkan beberapa buku ke kardus. Lalu, gue melihat Nyokap, mengangguk pelan. Kardus terakhir gue tutup dengan lakban, lalu gue angkat untuk bergabung dengan yang lainnya. Sambil berharap, tidak ada yang tertinggal.”
***
Materi lain yang membedakan Manusia Setengah Salmon dengan buku-buku sebelumnya adalah penonjolan unsur kekeluargaan. Ada salah satu cerita, yang nampaknya didedikasikan untuk Ibu dari sang penulis. Judulnya adalah Kasih Ibu Sepanjang Belanda. Disini diceritakan tentang perjalanan penulis selama seminggu di negeri Belanda. Namun selama itu, Raditya Dika selalu saja dihubungi oleh Ibunya karena khawatir akan keadaannya. Berkali-kali sampai akhirnya ia memutuskan untuk tidak mempedulikan bunyi telepon. Singkat cerita, ada sebuah peristiwa yang akhirnya menyadarkannya bahwa sebenarnya terlalu perhatiannya orang tua adalah gangguan terbaik yang pernah kita terima.

B.ISI
1. Tema
Tema yang diangkat tentang humor
2. Alur
Jika dilihat dari jalan ceritanya, novel ini menggunakan alur cerita maju-mundur.
3. Sudut Pandang
Dalam Novel ini, sudut pandang yang digunakan adalah orang pertama sebagai tokoh utama. 
4. Penokohan
Penggambaran tokoh dalam novel ini jelas yaitu si penulis itu sendiri Raditya Dika:mengisahkan tentang kebodohan – kebodohan dirinya
  • Dika               :konyol,lucu,pemarah,pemalu
  • Edgar             :sabar,sok tahu.
  • Mama Dika    : perhatian,penakut
  • Papa Dika     : perhatian,pekerja keras
  • Pito                 : sabar,penakut
  • Perek              : sabar,penakut



5. Gaya Bahasa
 Bahasa yang digunakan dalam novel Manusi Setengah Salmon adalah bahasa 6.Amanat
  1. Nikmatilah perhatian orang tua yang berlebihan selagi kita mendapatkannya, walaupun menyebalkan, karena ketika mereka tidak ada kita pasti merindukan hal-hal menyebalkan tersebut.
  2. Melakukan hal-hal bersama keluarga adalah hal yang paling indah, walaupun cuma senam kentut bersama
7.setting
·         Tempat :
Belanda,Italia,Rumah,Restoran,Hotel
·         Suasana :
Sedih,Bahagia,Konyol,Tegang,galau

Ø Penilaian
1.      Kekurangan
Kekurangan dalam novel ini adalah banyak cerita yang tidak nyambung dan terkesan tidak masuk akal. Misalnya, “Kita benar-benar tua di jalan. Saking tuanya gue di jalan gara-gara macet, bukan tidak mungkin beberapa tahun lagi, saat gue pergi dari rumah ke mal pas pulang ke rumah, gue udah punya istri lengkap dengan tiga orang anak. Dan, salah satu dari anak gue lagi hamil muda”.
2.      Kelebihan
Kelebihan dari novel ini, Raditya Dika banyak memberikan pesan-pesan moral yang baik. Misalnya, “ Kalau mau dipikir-pikir, terkadang terlalu baik bisa membuat pacar kita takut. Kadang, kalau terlalu cuek, juga bikin dia marah. Masing-masing cewek/cowok punya kebiasaannya sendiri. Salah satu cara untuk meluluhkan seorang cewek/cowok adalah dengan meluluhkan keluarganya. Dan cara untuk meluluhkan keluarga seseorang adalah menerima dan mengikuti kebiasaan mereka”.
C.      Kesimpulan
Dari resensi novel Manusia Setengah Salmon yang saya buat ini, bahwa novel Manusia Setengah Salmon layak untuk dibaca kalangan remaja maupun dewasa.

Cinta Brontosaurus

*cinta Brontosaurus*
Tak banyak orang yang mampu mengembangkan kisah-kisah dari kehidupannya dalam bentuk kata-kata, terebih menyusunnya ke dalam sebuah buku. Salah satu penulis ini mengambil kisah-kisah masalunya untuk dijadikan inspirasi dalam menulis karya-karyanya. Raditya Dika, penulis novel-novel bertemakan komedi ini tak habis-habis nya untuk terus berkarya.
Salah satu karyanya yang menjadi best seller pada masanya ialah novel yang berjudul Cinta Brontosaurus. Di dalam novel ini, Dika menuangkan kisah-kisah cintanya yang berbumbukan komedi dan pengalaman-pengalaman menyedihkannya melalui sebuah komedi. Seperti pada kutipan-kutipan berikut ini,
"Gue bukannya ketawa, tapi justru heran, kenapa kok bisa ada orang kangen ama robot kucing kelebihan kumis yang bersuara om-om senang?" (halm.93)
"Di Rumah Sakit Pertamina, gue masuk ke Unit Gawat Darurat dan dengan sukses kuku kaki gue yang setengah patah itu dicabut menggunakan tang." (ham.72)
Dalam kutipan di atas, Dika sempat menceritakan pacarnya, yang bernama Cyn, yang begitu mengagumi sebuah doraemon hingga merasakan rindu yang teramat dalam. Cyn sendiri ialah tipikal wanita yang rajin, alim, dan suka belajar. Wanita ini divisualisasikan sebagai wanita yang sangat sempurna oleh si Penulis. Cyn memiliki tubuh yang kecil, rambut tidak terlalu panang dan senyumnya sangat manis. Ini terbukti pada kutipan :
"Cyn adalah cewek yang rajin, alim, dan suka belajar. Secara fisik, dia kecil, rambut tidak terlalu panjang dan luar biasa manis (apalagi kalo kecebur duren)." (halm. 92)
"Dia memang model cewek yang manis manja, juara kelas, sopan, dan rajin solat." (halm. 92)
Dalam novel ini, Raditya Dika selaku tokoh utama, dia menggambarkan dirinya sebagai seseorang yang suka mempermalukan dirinya sendiri, cengengesan dan dia menganggap dirinya sebagai gembel. Dia membandingkan sifat-sifat yang ada di dalam dirinya dan dalam diri Cyn seperti langit dengan cacing tanah. Dika yang menganngap dirinya sebagai anak yang cupu tidak cocok bersanding dengan Cyn yang memiliki kualitas yang sangat tinggi. Ini terbukti dari kutipan,
"Gue dan Cyn seperti langit dan tanah." (halm. 92)
"Gue orangnya gembel, cuek, cengengesan dan malu-maluin." (halm. 92)
Selain dengan Cyn, Dika juga pernah menyukai sesosok wanita yang bernama Sistha dan Katie. Mereka berdua merupakan wanita idaman Dika. Dengan kondisi fisik yang menawan, dengan sekejap saja mereka bisa memikat hati Radit. Kecanduan Dika terhadap wanita-wanita cantik terlihat dalam kutipan,
"Sekali lagi, gue suka banget sama Sistha." (hal. 14)
"Sekali lagi, gue gak pengen kesan pertama yang buruk." (hal.14)
Hubungan cinta seorang Raditya Dika tidak akan berjalan mulus tanpa hadirnya seorang sahabatnya. Ratih ialah sahabat Dika yang selalu ada disaat Dika sedang kesusahan. Ratih merupakan seorang wanita yang memiliki jidat lebar dan sedikit pendek. Ratih membantu Dika  ketika mobil Dika, yang biasa ia panggil 'Timor Kaleng', air radiatorya habis saat sedang pergi bersamanya. Ini terbukti dari kutipan,
"Eh? Kayaknya Timor gue kumat lagi nih.." (halm.9)
"DIH! OGAH BANGET GUE MATI BARENG ELO! KAYAK GA ADA YANG LEBIH BAGUS AJA!"kata Ratih.(hal.9)
"Iya, air radiatornya habis." (hal.11)
Kedua orang tua Dika pun diceritakan seolah-olah berperilaku konyol dalam novel ini. Papanya sendiri digambarkan dengan sesosok yang suka berbicara hal-hal konyol. Mamanya digambarkan sebagai seorang yang sangat protektif. Ini terbukti dari kutipan,
"Ini untuk kamu, Dik." Dia bilang itu dengan antusiasme tinggi. Gue ngeliat ke tumpukan kolor baru. Untuk gue? Kolor bergambar Dinosaurus ditengahnya ini untuk gue?" (hal. 18)
"Nyokap tiba-tiba muncul dari dalam rumah terus lalu dengan sepenuh hati tereak, 'Hah? Kamu mo nyetirin adek? Gak bisa! Gak bisaa!'"(hal.4)
"Memang, sudah menjadi naluri seorang ibu untuk melindungi anak-anaknya." (hal.4)
Kejadian-kejadian aneh yang Dika alami dan dia tuangkan di dalam novel Cinta Brontosaurus ini pun terjadi diberbagai tempat dan kondisi. Dika pernah menderita sakit cantengan yang mengakibatkannya harus dioperasi. Dika sangat takut akan operasi, hingga malam sebelum dia dibawa ke rumah sakit dia menelpon temannya. Akhirnya besok sorenya, Dika dibawa ke rumah sakit dan malam harinya langsung mendapatkan penanganan untuk operasi.
"Besok sorenya, gue berada di dalam ruangan putih.."(hal. 74)
"Beberapa menit kemudian suster membawa gue ke ruangan operasi." (hal.75)
Dikarenakan saat itu sedang liburan sekolah naik-naikan kelas 3 SMA, mamanya pun dengan semangat mendaftarkan dika untuk mengikuti program homestay di Perth. Di Perth, Dika bertemu dengan orang orang baru. Contohya Joshua, dia adalah orang yang akan menjadi teman satu kamar Dika selama dia di Perth. Joshua memiliki sifat yang sangat panikan. Ini terbukti lewat kutipan,
"Dia bilang lagi,'Gak ada! PASSPORT GUE BENERAN ILANG!'" (hal. 143)
"Dia lalu merogoh tas pinggangnya, 'Ah! Ternyata ada!'" (hal.144)
Selain Joshua, Dika bertemu dengan anak kecil bule yang dia beri nama Abu ( anak bule ) yang tak lain adalah anak  pemilik rumah yang Dika tumapangi. Seperti pada umumnya, abu memiliki sifat yang hiperaktif. Hingga pada akhirnya pada saat Dika, Joshua dan Abu sedang bermain di ruang tamu, tanpa sengaja bola yang ditendang Abu mengenai patung milik ibunya hingga pecah. Karena Abu merasa takut, Dika pun memanfaatkan kondisi ini untuk membuat Abu patuh dan takut padanya.
"Dia bilang dengan suara kejepit,'oh no. I broke the banana.'" (hal.118)
'Noo...Noooo...Stop it.... Please don't tell Mommy...... Pleeaasseee.." (hal.118)
"Gue bilang,'only if you being nice.'" (hal.118)
Saat sedang merasakan indahnya menjalin sebuah hubungan dengan wanita yang ia cintai, yaitu Cyn, Dika harus merasakan pahitnya diputuskan oleh seorang wanita. Berbulan-bulan ia menjlin hubungan, pada malam itu di atas kursi kayu yang ada di kamarnya, Cyn menelpon nya dan memutuskan hubungan cinta itu. Hati Dika hancur.
"Tiduran dengan punggung menghadap langit-langit kamar, gue menutup mata. Ketika hubungan kita berakhir dengan seseorang, kita pasti jadi inget suatu hal yang kita lakuin bersama." (hal.98)
Putus cinta tak berarti menghalangi dika untuk jatuh cinta kembali. Dengan bantuan sahabatnya, Dika pun dikenalkan oleh seorang cewek yang bernama Alin.  Hingga akhirnya pada hari sabtu ketika jam pulang sekolah di pinggir jalan raya, Dika pun menyatakan cintanya kepada Alin.  Namun, Alin ternyata sudah memiliki seorang kekasih.
"Rencana untuk menembak Alin akan segera diwujudkan pada hari Sabtu." (hal.138)
"Tai gak keliatan, sampe pada akhirnya gue lagi mo ke arah jalan raya, teryata Alin lagi nyebrang jalan raya untuk sampe ke mobilnya." (hal.139)
Dika tak selalu konsisten dalam menuliskan runtutan ceritanya. Dia memulai awal cerita pada saat dia sedang belajar menyetir mobil dan tiba-tiba mobilnya macet. Lalu tiba-tiba ia menceritakan masa-masa diwaktu dia masih TK dan SD. Lalu, ia menceritakan pengalamannya saat ia telah dewasa.
"Kebrutalan dalam menyetir dilengkapi dengan ketololan gue dalam menghadapi jalan." (hal.2)
"Tragedi kolor membawa gue kembali ke tahun 1991, saat masih TK." (hal.19)
"Waktu itu gue masih SD dan gue masih bengong saat denger dua kata itu pertama kali dari mulut nyokap gua: cinta monyet." (hal.27)
"Padahal gue baru aja pulang dari liburan di Jakarta, kembali kuliah di Adelaine, Australia." (hal.77)
Salah satu latar sosial yang Dika ambil ialah keadaan di kota Perth. Ketika dia berada di Perth dia merasa kebingungan dan kesusahan dalam berkomunikasi karena menurutnya semua orang berbicara Bahasa Inggris dengan nada yang sangat cepat. Keadaan bangunan-bangunannya yang membuat keadaan diri tidak nyaman karena suasana gelapnya.
 "Bangunan gelap di berbagai sisi dengan batu bata merah yang agak basah membuat hari yang gue lalui ibarat hari yang indah untuk bunuh diri." (halm. 112)
"Di dunia nyata, bule-bule berbicara dengan kecepatan dengan kecepatan yang engga bisa disaring oleh kuping gue ini." (halm.112)
Dika memnceritakan semua pengalamannya melalui prespektif dirinya sendiri. Dia menggunakan kata "gue" untuk menceritakan semua kisah-kisahnya. Dalam kata lain sudut pandang yang ada di novel ini adalah sudt pandang orang pertama. Ini sudah terlihat dari awal sejak ia menceritakan kisahnya,
"Gue dulu punya bom-bom car." (hal. 1)
Dika pun menuliskan novelnya dengan bahasa-bahasa yang bisa kita sebut dengan bahasa-bahasa kekinan, dimana dia mengganti kata bapak dengan sebutan 'bokap' dan ibunya dengan istilah "nyokap." Terdapat bahasa-bahasa yang memang tidak disaring terlebih dahulu atau bisa kita sebut dengan vulgar.
"Bokap gua punya fetish sama kolor." (hal.17)        
"Waktu itu gue masih SD dan gue masih bengong saat denger dua kata itu pertama kali dari mulut nyokap gua: cinta monyet." (hal.27)
Penulis yang bernama asli ketika lahir Dika Angkasaputra Moewarni ini lahir di Jakarta, 28 Desember 1984. Dika merupakan seorang yang pintar. Dika mengganti namanya menjadi Raditya Dika karena merasa tidak cocok dengan nama sebelumnya. Dia merupakan lulusan dari Universitas Indonesia dan Uiversitas Adelaine ( Australia ). Walaupun penulis bukan merupakan jurusan dari kuliahnya, namun Dika tetap menekuni ini sebagai hobi.
Kemampuan Dika dalam menulis sebuah novel dan kemahiran Dika dalam memilih kisah-kisahnya yang 'remaja banget' itu mampu menarik hati para remaja dengan cepat. Pemilihan gaya Bahasa yang tidak terlalu berat menjadi magnet bagi para remaja itu tersendiri. Tak tanggung-tanggung 6 novel dari karyanya menjadi best seller di pasaran.
Keunikan lain dari seorang Raditya Dika ialah dalam pemilihan judul disetiap novelnya. Ia selalu menggunakan nama-nama binatang sebagai selipan dalam judul novelnya. Salah satunya ialah Cinta Brontosaurus. Brontosaurus sendiri merupakan spesies Dinosaurus yang lebih dikenal dengan nama Apatosarus. Banyak orang yang menganggap Brontosaurus ialan binatang yang setia. Mungkin saja Raditya Dika menamainya Cinta Brontosaurus karena dia ialah seorang yang setia terhadap pasangannya. Namun, dalam kisah nya yang dituangkan di sini, ia selalu dikhianati pasangan-pasangannya. Cinta yang dimaksud ialah ketika cinta bisa kadaluarsa.
Yang dapat diambil dari kisah-kisah yang telah dituliskan oleh si Penulis ialah kita harus menjalani semua dengan pikiran yang positif. Meskipun kisah yang kita alami terkadang tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan, kita harus tetap menerima kenyataan itu dan tidak berputus asa. Seperti si Penulis yang kisah cintanya selalu berakhir tragis, namun dia tetap mencoba untuk menemukan wanita yang baik untuknya.

Radikus makankakus

*radius makankakus*
 KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya serta karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Radikus Makan Kakus” ini dengan baik tanpa halangan.
    Laporan ini bermanfaat bagi pembaca dan bisa menghibur sang pembaca. Oleh karena itu kami mengharap segala kritik dan saran, kami mohon maaf setulus-tulusnya atas kesalahan maupun kekurangan dalam menyusun laporan ini.
Cerita pertama judulnya “Balada Badut Mabok” . Raditya Dika atau yang sering di panggil Dika sirik dengan teman-temannya yang kini sudah memasuki semester akhir dan sibuk membuat skripsi. Dia pun berencana untuk melakukan penelitian sendiri. Setelah berfikir-fikir ia pun mendapatkan ide untuk meneliti kehidupan badut dengan menjadi badut, mengingat keluarganya takut dengan badut semua. Ia pun mencari-cari tempat sewa kostum badut. Dan ketemulah dengan Mas Nanang orang yang biasa nyewain kostum badut, dia khirnyaa menyewa kostum Ksatria Inggris berkepala Harimau yang ia sebut dengan kostum Badut Mabok. Misi Dika awalnya hanya satu, yaitu kayang di depan MONAS. Namun sebelum ke MONAS Dika melakukan hal-hal konyol terlebih dahulu, seperti naik bajaj , pergi ke ratu Plaza, masuk ke Carrefour, naik jembatan Busway dan kayang disana sebelum harus kayang di depan MONAS, naik Busway ke MONAS dan berakhir dengan kayang di depan MONAS. Perjalanannya hari itu sangat melelahkan dan penuh dengan kejadian aneh selama menjadi badut. 
Cerita kedua judulnya “Ngik” , tentang Dika ketemu dengan Toni temennya saat SD dulu yang ternyata punya penyakit Schizophrenia atau sering disebut penyakit kepribadian ganda. Sampai akhirnya Dika ngejauhin Toni karena dia aneh. Toni juga sering ke rumah Dika entah karena alasan apa tapi beruntungnya Dika tak pernah dirumah tiap Toni kerumah.
 Cerita ketiga judulnya “Ketika Kau Menebeng” , awalnya Dika saat SMA suka naik bajaj kemana-mana kini berubah saat temennya yang namanya Aryo punya mobil baru dan akhirnya dia pun nebeng Aryo. Ternyata tak Cuma Dika yang menebeng, ada Hugo dan Christie yg juga memanfaatkan Aryo buat dianterin pulang kerumah atau yang lebih tepatnya nebeng. Dika sampe buat istilah keren buat orang-orang yang suka nebeng, yaitu “nebengers”. Daftar orang-orang yang suka nebeng Aryo pas pulang sekolah, menurut Dika adalah:
-          Hugo sering disama-samain dengan patung Asmat, karena menurut Dika kulit Hugo itu hitam banget. Hugo juga vokalis band, yang entah band apa.
-          Christie hanyalah cewek polos biasa.
-          Dika adalah orang yang paling berbahaya di mobil karena Dika suka tarik rem tangan tiba-tiba.
-          Aryo adalah orang yang paling normal satu-satunya dimobil itu. Ganteng, tinggi, cool, calm, baik dan tiap berfikir selalu pakai logika.
Kerjaan mereka bertiga adalah menggosipi si Mbip semenjak Christie, Hugo, Dika dan Aryo membahas nama kontak Hugo di Handphone milih Christie. Menurut Dika nama itu sangat penting sekali, itu berarti mencerminkan pemilik nama itu. Dan Hugo pun tiba-tiba nanya, apa arti nama Mbip. Siapa Mbip? Mbip ternyata siswa pindahan dari NTB yang baru pertama kali datang ke Jakarta, karena Mbip baru pertama kali ke Jakarta dia sangat polos dan tidak tahu menau soal Jakarta. Hal itu yang membuat Mbip sering menjadi bahan omongan anak-anak yang sekelas dengan Hugo dan Aryo berhubung Mbip teman sekelasnya Hugo dan Aryo. Teman-teman sekels Mbip pun mengajarkan Mbip untuk menjadi orang Jakarta, namun gagal.
Sampai akhirnya Mbip membacakan cerita karangannya tentang tindakan teman-temannya yang sering menertawainya, mengejeknya dan bertindak jahat dengannya. Tak hanya sampai disitu, ternyata setelah itu teman-teman Mbip dapat kabar kalo dia kabur dari rumah karena mengalami tekanan dari teman-teman di sekolah dan tantenya di rumah. Sampai-sampai orang tuanya yang di NTB mencari Mbip namun tak kunjung dapat.
Setelah Mbip hilang, orang-orang yang sering membicarakan Mbip pun kena karma tak secara bertubi-tubi. Entah itu emang kesialan atau itu
Setelah Mbip hilang, orang-orang yang sering membicarakan Mbip pun kena karma tak secara bertubi-tubi. Entah itu emang kesialan atau itu karma dari Mbip. Aryo yang sampai saat ini , jika terhitung dari kejadian Mbip sudah 3tahun masih mengalami kesialan.
Cerita keempat berjudul “Itu Tadi Manusia Bukan?” . Ceritanya si Dika lagi kebelet sampe-sampe tak sadar kalau dia masuk WC cewek sampai akhirnya saat dia ingin keluar dari stall WC cewek itu dia dengar ada suara cewek-cewek gerombolan masuk WC , saat itulah dia sadar kalo dia salah masuk WC. Selama 10menit lebih gerombolan itu masih di dalam WC lagi gosipin cowok sampe gosipin masalah hantu. Kemudian hening, Dika pikir mereka sudah keluar dia pun memutar kran air. Sontak terdengar teriakan cewek-cewek histeris, Dika pun tak kalah kaget mendengar teriakan cewek-cewek itu. Tak lama itu, hening lagi. Dika pikir mereka kini sudah benar-benar pergi tapi dia salah lagi , mereka masih berdiri di pintu WC. Untuk ketiga kalinya Dika menghidupkan kran air lagi, sampai tak terdengar suara teriakan lagi. Dika pun memberanikan diri keluar stall WC tersebut, dan benar-benar kosong. Saat dia keluar dari WC cewek Dika mengamati sekeliling untung tidak ada orang. Dika pun langsung berjalan santai.
Cerita kelima berjudul “Pertanyaan Untuk Tabib”. Isinya tentang daftar pertanyaan orang-orang yang dikirim ke emailnya. Dengan santai Dika pun menjawab semua pertanyaan itu seadanya, dengan gaya sok tau dan jawaban aneh darinya.
Cerita keenam berjudul “Arti Hidup” . Saat kelas 3 SMA kehidupan Dika benar-benar tidak beres, karena kerjaan dia hanya pacaran, bolos, baca komik dan hal-hal binal lainnya. Kemudian Dika berubah berkat di nasehati oleh Ibu Irfah wali kelasnya, beruntung Dika dapat berubah menjadi lebih baik lagi. Sampai tiba-tiba ia bermimpi tentang Ibu Irfah dan tiba-tiba terbangun dapat SMS dari teman sekelasnya yang isinya bahwa Ibu Irfah meninggal dunia di Tanah Suci Makkah. Dan tak lama itu ia bermimpi lagi Ibu Irfah menngajarnya, saat Dika ingin bertanya Ibu Irfah pun melayang pergi , Dikaterbangun lagi mendapat pesan dari temannya Dira bahwa suami dan anak Ibu Irfah meninggal akibat kecelakaan. Dika terdiam, ia bingung baru kali ini ia dapat pertanda seseorang akan meninggal. “Lalu apa arti hidup” hal itu terpikir dibenaknyamengingat sebelum Ibu Irfah meninggal , beliau menanyakan hal tersebut kepada Dika.
Cerita ketujuh judulnya “Guruku Seperti Macan”. Pada bab ini berisi kisah Dika yang tiba-tiba ditawarin buat ngajar Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia buat anak kelas 1 SMP dan 3 SMP di Pusat Bimbingan Belajar ( Bimbel) milik Ibunya. Pada saat itu kebetulan dia lagi libut kuliah jadi dia punya waktu luang menjelang ada guru baru .Yang benar saja, pada saat pertama kali mengajar rambut Dika di cat loreng, memakai baju batik hijau keemasan , celana bahan dan sepatu pantofel. Ia sampai dibilang sama anak kelas 3 SMP udah seperti macan, alhasil selama Dika mengajar ia dipanggil “Kak Macan” oleh salah satu muridnya yang bernama “Sukro”. Dika punya cara gimana supaya anak didiknya semangat belajar, yaitu dengan memberikan minuman softdrink atau snack bagi siapa saja yang bias menjawab pertanyaan darinya. Bahkan ada seorang anak yang mengukai cara mengajarnya, dan Ibu anak itu menelpon untuk mengatakan bahwa Dika guru yang asik kepada Dika yang Ibu tersebut mengira bahwa yang mengangkap telepon Pak Rofik Kepala Bimbel itu.
Cerita kedelapan berjudul “Lakukan dengan Microwave” . Selanjutnya pengalaman Dika saat kuliah di Australia. Disana itu makanannya mahal, jadi Dika dikasih tau Ibunya untuk masak namun nihil tak ada satupun keahlian memasak dimiliki olehnya. Sampai akhirnya temannya yang bernama Sabrina bahwa memasak di microwave itu mudah. Dan akhirnya Dika mencoba memasak di microwave, seketika dia bahagia karena memasak kini tak lagi amat teramat sulit karena kini ia bisa makan dengan gampang gak ribet. Tak berapa lama temannya Rudi kenalin mahasiswa dari Indonesia yang ternyata teman satu apartement Dika yang cuma beda 1 lantai Joseline namanya. Dika pun memanfaatkan situasi itu, jika dia kehabisan stok makanan dia bisa minta ke Joseline , Indomie contohnya. Malam itupun tiba, saat Dika kehabisan stok Indomie dia langsung kabur ke kamar Joseline untuk minta Indomie . Saat itu kompor Joseline rusak jadi , dia numpang masak mie di kamar Dika. Sampai dikamar Dika , Dika malah sibuk main computer , karena Joseline lapar dia memutuskan masak duluan dan meminta pancin ke Dika. Joseline biasanya masak di kompor ketika dikasih panci plastik dia ga tau itu panci buat microwave. Hasilnya ia pun memasak diatas kompor kemudian panci itu terbakar membuat alarm kebakaran berbunya. Dika langsung lari ke dapur untuk mematikan alarm itu. Betapa dia kaget melihat panci plastik kesayangannya kebakar diatas kompor. Merekapun segera memadamkan api, dan Joseline menjelaskan apa yang terjadi ke Dika.
Cerita kesembilan yang berjudul “Dizalimi Kala Banjir” . Bagi Dika bajir adalah hal terburuk dalam hidupnya karena pada saat SD dia pernah pergi kesekolah walaupun sekolahnya banjir , tapi pas mau masuk kelas dia kecebur kedalamgot yang tak terlihat bentuknya. Dan kini dia dengan supir dan keempat adiknya ( Anggi, Ingga, Yudith dan Enggar) yang habis pulang dari rumah tantenya kejebak macet di jalan Sudirman gara-gara ada genangan air alias banjir. Awalnya sih dia mau diam saja dimobil tapi gagal gara-gara adik-adiknya lapar dan mau buang air kecil. Dika punmelihat jalan lintasan Busway sepi, dia punya ide untuk bawa adik-adiknya ulang kerumah naik Busway. Sesampai di depan halte Busway , haltenya mau tutup karena jalurnya mau dipake buat kendaraan pribadi mengingat macetnya sudah parah. Rencanapulang naik Busway pun gagal, akhirnya Dika pun ganti rencana jadi pergi cari tempat makan sekalian cari WC buat Enggar yang udah sangat-sangat kebelet. Setelah mencari dan mencari mereka pun memutuskan makan di Restaurant Thailand, tapi tidak memuaskan karena makanannya tidak enak. Seusai makan mereka pun keluar dari gedung itu, masih dengan suasana macetnya jalan Sudirman.
Cerita kesepuluh judulnya “Gak Bisa Jongkok”. Kisah Raditya Dika saat dia mau buang air besar , nyari WC di jalan tol gak ketemu dan pas nanya ke petugas tol WC nya sudah lewat. Dika pun bersama Deta masih dijalan tol melirik-lirik, celingak-celinguk mencari WC. Akhirnya keluar dari tol Dika tidak kuatlagi dia berhenti di depan laundry, tapi hasilnya buruk laundry itu tutup. Dia puun lari ke pemukiman warga , mencari rumah yang ada penghuninya diluar. Saat sudah ketemu , ternyata di WC nya adaorang. Ibu tersebut menyarankan untuk pergi ke rumah di ujung gang tak jauh dari sana. Sesampai dirumah itu Dika langsung meminta izin menggunakan WC nya, Ibu tersebut memberikan izin. Hal tak terduga kembali terjadi, di bak mandi ada ikan. Kata Ibu pemilik rumah , itu ikan buat makanin nyamuk DBD. Dikatak peduli, yang terpenting saat ini dia bisa buang air besar secepatnya.
Cerita kesebelas judulnya “Kacang Untuk Palentin” . Dika gak setuju kalo hari Valentine itu disimbolkan dengan coklat, dimana tiap orang harus ngasih coklat ke pasangannya.dia lebih setuju kalo itu kacang karena kacang lebih murah daripada coklat. Sampai-sampai Dika membuat permainan yang berjudul MerCang ( Meriam Kacang ) sangking fanatiknya dengan kacang. Saat hari Valentine Dika memang tidak memberikan pacarnya coklat tapi boneka, sialnya diboneka tersebut masih tertera harganya. Hal itu membuat dika malu , dia menyesal telah memberikan boneka.dia pikir lebih baik dia mengajak pacarnya untuk mau MerCang saja dengan menggunakan hidung sebagai meriamnya dan kacang sebagai pelurunya.
Cerita kedua belas judulnya “(.)(.)” . Mata kuliah Matematika adalah mata kuliah yang buat Dika ingin bunuh diri. Dari penjelasan dosennya dia hanya mengerti soal Matriks Dasar, sisanya ? Dia hanya bisa diam dan bingung. Dia apartement pun dia udah ngulang berkali-kali tapi alhasil gagal, sma seperti semula , tak ada yang iamengerti. Kemudian diambilnya kalkulator, bukan untuk belajar soal matematika tapi sibuk membuat gambar “(.)(.)” . begitu pula di kelas berikutnya, dia tidak memperhatikan dosen tersebut menjelaskan soal Matematika, dia hanya sibuk dengan kalkuatornya.
Cerita ketiga belas judulnya “That is So Guy” . Pengalaman Dika saat jadi bintang tamu di Radio X yang ternyata penyiarnya itu Gay. Dika yang tak tahu apa-apa menganggap David bercanda soal masalah gay dan menanggapi masalah gay seolah-olah Dika itu gay. Pada akhir pertemuan David dan Dika, saat salaman tangan Dika digelitik oleh David , Dika masih tidak tahu kalo David gay. Setelah keluar dari Studio dan berencana makan siang dengan temennya Dika, Anas. Anas cerita ke Dika kalo David itu gay, seketika Dika Cuma bisa geli-geli sendiri mengingat masalah saat di Studio Radio X.
Cerita keempat belas judulnya “Menteri atau Petani” . Pergi bareng Ibunya sudah menjadi kebiasaan Dika, dari naik mobil, pesawat sampe kereta sekalipun. Saat mereka ingin ke Solo Ibunya Dika melihat seseorang yang mirip dengan menteri, tapimenurut Dika itu bukan menteri karena dandanannya lebih mirip petani. Tapi ternyata Ibunya Dika benar, tidak lama setelah Ibunya Dika menemui menteri tersebut , orang-orang ramai mengerumuninya.
Cerita kelima belas judulnya “Stripper” . Kali ini Dika menceritakan soal adinya yang bernama Anggi. Dia hobi gambar, yang gambarnya gak ada mirip-miripnya dengan bentuk asli yang ia gambar. Dia mlah punya cita-cita menjadi tukang gambar komik yang disebut dengan Stripper. Hobi Anggi itu beda-beda, kadang gambar benda, kadang gambar makhluk hidup kadang gambar komik dan sekarang dia lagi ngikutin jejak abangnya si Dika yaitu nulis cerita , yang kalo di baca ceritanya itu datar.
Cerita keenam belas judulnya “BEER” . Saatdi Australia Dika punya teman dari Jepang bernama Takuji, Takuji adalah penggila bir, baginya bir adalah segalanya. Sampai suatu ketika mereka dapat tuga presentasi soal apa yang mereka sukai. Tiba saatnya Takuji, ia mempresentasikan soal kegemarannya minum bir. Bir adalah minuman favoritnya nomor satu. Ia juga membawa bermacam-macam jenis bir pada saat presentasi , meminumnya satu per satu lalu menjelaskan rasanya dengan detail. Sampai akhirnya bir ke tujuh , muka Takuji sudah memerah. Dosennya pun memberhentikan presentasi Takuji, takut hal tak terduga akan terjadi. Kemudian anak kelas bahasa diundang ke garden party-nya Gubernur South Australia, disana begitu banyak bir , itu membuat Takuji amat senang. Selama acara Takuji hanya mencicipi semua jenis bir yang ada disana , saat ia merasa tak kuat lagi Chang mahasiswa dari Malaysia menggodanya untuk tetap minum walaupun wajah Takuji sudah memerah. Entah sudah berapa gelas bir yang diminum oleh Takuji, karena kasihan Sung mahasiswa dari Korea menyarankan untuk mengantar Takuji pulang karena melihat keadaannya sudah benar-benar mabuk berat.karena Sung yang menyarankan, jadilah dia yang mengantar Takuji pulang. Saat menuju ke gerbang keluar melewati taman bunga mawar,tak sengaja Takuji memuntahkan isi perutnya kesalah satu kumpulan buka mawar tersebut. Sung pun langsung panik dan mengamati keadaan sekitar, untungnya tidak ada yang melihat. Mereka berdua pun langsung pergi ke parkiran, dan Sung segera mengantar takuji pulang.
Cerita ketujuh belas judulnya “Bukan Binatang Biasa”. Pada bab ini menceritakan perjuangan Dika dan teman SMA-nya buat SPMB yang rata-rata ingin masuk UI. Belajar segiat-giatnya , gak peduli sebelumnya kita gimana yang terpenting saat itu belajarlah dengan giat. Dika sebelumnya sempat pesimis karena mengingat dirinya murid pemalas dan sering bolos apa bisa masuk UI, tapi setelah itu BTA ia yakinin dalam diri dia kata-kata guru tersebut. “Kalian itu tercipta akibat persaingan jutaan sel sperma memperebutkan satu sel ovum, masa SPMB yang cuma melawan ribuan orang aja kalian gak bisa.” Seteah itu Dika banyak ikut kegiatan yang menguntungkan yang bisa membuat dia lulus SPMB di Fakultas Fisika UI. Berlatih soal SPMB yang awalnya sulit lama-kelamaan jadi hal yang biasa aja,mengingat dia sering mengerjakan soal itu dengan giat. Tapi orang tuanya mendaftarkan dirinya juga untuk kuliah di Australia. Saat Dika udah di Australia dia dapat pesan dari pacarnya , bilang kalo pacarnya lulus Sastra Cina di UI dan bilang kalo dia juga lulus Fisika di UI. Lalu Dika menghubungi Bapaknya untuk memberi tahu hal itu , tak lupa pula Ibunya. Ternyata orang tuanya di Indonesia sudah mengetahui kabar itu. Orang tuanya bangga dengan Dika karena bisa lulus di UI. Namun Dika tetap teguh dengan keputusannya untuk kuliah di Australia. Ibunya pun menelpon Fito untuk menyamar menjadi Dika hanya untuk mengikuti tes kesehatan dan mendapatkan almamater kuning mulik UI, setidaknya walaupun tidak kuliah di UI, Dika punya almamaternya, begitulah pikir Ibunya.



C.    Kelebihan dan Kekurangan Novel

    Kelemahan:
Bahasa yang digunakan dalam buku ini masih kurang baik untuk dibaca oleh semua kalangan , dan juga pembahasan yang dibahas juga kurang cocok untuk semua kalangan. Ada baiknya diberikan label bahwa buku ini cocok dibaca oleh kalangan yang mana. Dan juga ada beberapa bagian yang masih salah dalam pengetikan. Bahasa yang digunakan cenderung kurang sopan juga untuk beberapa kalangan. Kalimatnya juga ada yang sulit dimengerti.

    Kelebihan:
Buku ini memiliki amanat pada beberapa ceritanya, bukan hanya sekedar novel komedi penghibur semata. Sangat cocok untuk kalangan muda, karena novel ini berisi saat masa-masa SMA dan saat masa kuliah.